Beda Kelas, Anda Harus Punya Wajah Keren untuk Ikutan Kencan Online Ini

Suara.com - Beda Kelas, Anda Harus Punya Wajah Keren untuk Ikut Perjodohan Online Ini

Mau temukan pasangan ngedate atau belahan jiwa? Pastinya laman perjodohan online bisa jadi tempat pilihan untuk berburu.

Nah, jIka Anda pernah mendaftar beberapa platform kencan online sebelumnya, Kini ada yang baru. Namun laman ini tak bisa menerima semua kandidat begitu saja. Seorang yang bisa masuk hanyalah orang-orang yang secara estetika, memiliki penampilan wajah yang benar-benar terlihat tampan dan cantik.

Laman tersebut adalah Beautifulpeople.com. Laman perjodohan online ini sempat menuai kontroversi karena hanya menerima orang-orang cantik dan tampan.

Bagaimana tahu bahwa orang tersebut cantik atau tampan?

Semua dapat dilihat dari profil si pendaftar atau calon pengguna. Jika profil mereka dapat bertahan selama 48 jam masa penilaian berdasarkan tampilan yang dipasang, maka ia dianggap sesuai dengan standar aplikasi kencan online tersebut.

Laman ini diketahui sudah memiliki jutaan pengguna. Tapi yang tak kalah mengerikan, platform kencan online ini ternyata sudah menolak lebih dari 8.5 juta pengguna karena dianggap kurang cantik dan tampan. Wow.

Sang founder Greg Hodge, yang juga 'ditolak' di laman yang ia buat sendiri mengatakan beberapa negara masuk daftar paling banyak ditolak karena dianggap punya penampilan kurang menarik.

Negara tersebut adalah Inggris, Rusia, India dan Filipina. Di tatanan internasional, orang Inggris kerap mendapat stigma sebagai orang yang memiliki gigi jelek.

Baca Juga: Fitur Kencan Facebook Kini Tersedia di 19 Negara

Sementara negara dengan paling banyak memiliki pengguna dengan penampilan menarik adalah negara-negara skandinavia.

"Swedia dan Norwegia adalah bukti sebagai negara yang dianugerahi tampilan paling estetik di dunia. Sementara laki-laki dan perempuan Inggris tidak, terutama laki-laki Inggris, yang secara terhormat masuk klasifikasi sebagai laki-laki terjelek di dunia bersama laki-laki Rusia dan Polandia. Sebagai warga Inggris, ini adalah pil pahit yang harus kami telan," katanya.