Suara.com - Ada berbagai tempat di Bumi yang masih menyisakan misteri atau tidak terjangkau peradaban manusia. Salah satunya adalah tempat paling terpencil di dunia, atau yang bernama Point Nemo.
Seperti namanya, Point Nemo adalah sebuah titik yang terletak lebih dari 1.600 km dari peradaban terdekat.
Ya, seperti dilansir Suara.com dari berbagai sumber, Point Nemo bukanlah benua, pulau, atau tempat yang bisa dihuni manusia.
Alih-alih, tempat paling terpencil di Bumi ini disebut juga ''the oceanic pole of inaccessibility'' atau titik di laut yang paling jauh dari daratan.
Pulau terdekat dari Point Nemo adalah pulau Pitcairn di utara, pulau Paskah di timur laut, dan Antartika di selatan.
Tanpa memiliki daratan, tentunya tak ada manusia yang tinggal di sini. Terlebih nama Nemo sendiri sebenarnya adalah bahasa Latin untuk ''no one'' atau bukan siapa-siapa.
Selain itu, titik ini pun tak mudah untuk dikunjungi. Ada arus samudera yang berputar dan menjebak di sini, sehingga kehidupan biota laut pun jarang.
Tak hanya itu, para ilmuwan pun pernah mendengar suara 'bloop' keras dari dalam laut sekitar Point Nemo dan hingga sekarang sumbernya masih misteri.
Saking terpencilnya, dipercaya bahwa manusia terdekat dari Point Nemo sebenarnya malah para astronaut yang ada di International Space Station (ISS).
Baca Juga: Ada Air Terjun Bertingkat di Desa Terpencil di Kosta Rika
Ini karena astronaut di ISS berada di ketinggian 285 mil atau 458 km dari Bumi, jauh lebih dekat dari jarak 1.000 mil yang ada di daratan.
Lalu, benarkah tidak ada apa-apa di Point Nemo selain misteri?
Sebenarnya, Point Nemo ditemukan di tahun 1992 sebagai titik terjauh dari peradaban manusia serta tempat di mana tak banyak biota laut tinggal.
Karena alasan itulah, Point Nemo akhirnya digunakan sebagai makam bagi satelit dan pesawat ulang-alik tak berawak.
Satelit dan pesawat tak berawak yang kembali ke Bumi memang tidak sepenuhnya hancur terbakar di atmosfer. Demi keselamatan penduduk, sisa-sisa sampah antariksa ini pun diarahkan dan dibuang ke Point Nemo.
Sampai saat ini, paling tidak sudah ada 300 wahana antariksa yang dibuang di Point Nemo.
Berita Terkait
-
Teknologi Cerdas untuk Bumi Lebih Bersih: Mengelola Emisi dengan Data
-
DEWA dan BUMI Meroket, IHSG Menguat ke Level 8.693 dengan Transaksi 19 Triliun
-
Daftar Pemilik Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Publik Punya Jatah 'Kecil'?
-
Belum Kering Luka Banjir, Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Siang Ini
-
Studi Ungkap Merkurius Jadi Tetangga Terdekat Hampir Semua Planet
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
Terkini
-
Mengintip Hewan-Hewan Tercepat di Darat, Laut, dan Udara
-
5 Moisturizer Mengandung SPF dan Oil Free untuk Kulit Sehat Pelari
-
5 Sepatu Lokal Senyaman Nike Ori, Stylish Harga Ramah di Kantong
-
Penyebab Jerawat Hormonal pada Wanita Usia 30-an dan Cara Mengatasinya secara Medis
-
Mengapa Kita Sering Terbangun Beberapa Menit Sebelum Alarm Berbunyi?
-
3 Minyak Alami untuk Menebalkan Bulu Mata agar Tampil Cantik dan Lentik
-
5 Body Serum untuk Hijabers, Kulit Cerah Bebas Belang dan Wangi Seharian
-
Kisah Unik Sate Lisidu Surabaya dari Garasi Rumah hingga Menembus Istana Kepresidenan
-
Cushion vs Powder Foundation, Mana yang Lebih Bagus dan Tahan Lama untuk Wajah?
-
Gold Standard, Predikat Bergengsi yang Jadi Tolak Ukur Sehatnya Perusahaan