Suara.com - Per tanggal 1 Juli 2019 kemarin, Selandia Baru resmi melarang penggunaan kantong plastik belanja sekali pakai.
Seperti kita tahu, banyaknya penggunaan kantong plastik di seluruh dunia telah menimbulkan masalah baik pada lingkungan, laut, maupun aneka satwa.
Meski beberapa restoran atau supermarket telah mencoba mengurangi penggunaan plastik, Selandia Baru tampaknya ingin mengambil langkah yang lebih besar.
"Warga Selandia Baru adalah orang-orang yang bangga dengan kebersihan negara, reputasi ramah lingkungan, dan kami ingin memastikan kami hidup sesuai dengan itu," ujar Menteri Lingkungan Eugenie Sage seperti dikutip dari Geek.com.
"Mengakhiri penggunaan kantong plastik sekali pakai adalah salah satunya."
Larangan ini sendiri akan berlaku bagi semua retailer di Selandia Baru. Dikabarkan, mereka sudah diminta untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sejak 6 bulan silam.
Tidak tanggung-tanggung, larangan ini bahkan meliputi kantong plastik yang terbuat dari bahan yang bisa terurai.
Sebagai gantinya, warga Selandia Baru didorong untuk menggunakan tas yang bisa dipakai berulang-ulang dan terbuat dari kain.
Untunglah, hal ini disambut baik oleh warga. Sejak September tahun lalu, 91 persen warga yang berbelanja sudah terbiasa membawa kantong belanja mereka sendiri.
Baca Juga: Sri Mulyani Usul Terapkan Cukai Rp 200 untuk Setiap Lembar Kantong Plastik
"Larangan ini seharusnya memastikan bahwa jumlah plastik yang berakhir di sungai, sistem pengolahan air, dan laut lebih sedikit sehingga burung-burung, ikan, penyu, dan mamalia laut lainnya tidak terkena dampak buruk plastik."
"Dimulai bulan Juli, larangan penggunaan kantong plastik adalah langkah pertama untuk menangani masalah sampah di Selandia Baru," tutup Eugenie Sage.
Berita Terkait
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Peggy Melati Sukma Ungkap Kerinduan Terbesarnya Setelah Pindah ke Selandia Baru
-
Pulang ke Indonesia untuk Berdakwah, Apa Pekerjaan Peggy Melati di Selandia Baru?
-
Peggy Melati Sukma Ungkap Pengalaman Puasa Ekstrem di Selandia Baru
-
Kini Menetap di Selandia Baru, Peggy Melati Sukma Cerita Perjuangan Puasa Selama 16 Jam
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
5 Moisturizer Pria di Indomaret Bikin Wajah Lembap dan Cerah, Mulai Rp30 Ribuan
-
Gaji PMO dan Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih Apakah Sama? Simak Rinciannya
-
Di Balik Pesona Komodo: Sentuhan Harapan untuk Pendidikan Anak dari Sebuah Alat Tulis
-
Rahasia Kulit Glowing Alami Terungkap: Pegagan, Bintang Baru Skincare Lokal yang Wajib Dicoba!
-
Profil Kartika Sari Dewi Soekarno, Setengah Abad Lebih Baru Kali Ini Ziarah ke Makam Bapaknya
-
Modal Saja Tak Cukup! Rahasia UMKM Bertahan dan Berkembang di Era Sulit Terungkap
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Punya Jenjang Karier dan Boleh Kerja Sampingan? Ini Aturannya
-
Terpopuler: Jejak Ratu Tisha Dicopot dari Komite PSSI, Prompt Gemini AI untuk Foto Prewedding
-
Menilik Jabatan Rizky Irmansyah, Ikut Turun Tangan Kasus Wali Kota Prabumulih
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura