Suara.com - Misteri 3 Jasad Abadi yang Membeku di Zona Kematian Gunung Everest
Gunung Everest memang menjadi gunung tertinggi di dunia, tetapi selain itu, gunung ini adalah pemakaman terbuka terbesar yang pernah ada.
Gunung setinggi 8.848 meter ini, Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Puncak Everest berada di ketinggian 29.029 kaki (8.848 meter) di atas permukaan laut.
Mengutip BBC, yang tercatat hingga Maret 2019, jumlah kematian yang tercatat di Gunung Everest berada di kisaran 280-300 jiwa. Banyak mayat tetap disana sebagai pengingat bagi mereka para pendaki.
Sejak 1953 ketika Edmund Hillary dan Tenzing Norgay mendaki puncak untuk pertama kalinya, ribuan orang kini mengikuti jejak mereka, menantang iklim yang keras dan medan berbahaya hanya untuk merasakan kemenangan sesaat.
Beberapa dari pendaki bahkan tidak pernah meninggalkan gunung Everest hingga akhir hayat mereka.
Bagian puncak gunung, kira-kira menjulang di atas 26.000 kaki (7,9 Km), dikenal sebagai "zona kematian."
"Pendaki bisa saja mulai mengalami penyakit gunung akut pada ketinggian lebih rendah dari 8.200 kaki (2.500 meter)," seru Dr. Andrew Luks, seorang profesor di Division of Pulmonary, Critical Care and Sleep Medicine dari University of Washington School of Medicine dalam sebuah studi tahun 2015 di Journal of Applied Physiology.
Penyakit gunung akut (AMS) tidak fatal, tetapi gejalanya dapat membuat pendaki merasa payah. AMS memengaruhi hingga 77% pendaki yang mendaki hingga ketinggian antara 6.000 dan 19.300 kaki (1.850 dan 5.895 meter
Baca Juga: Misteri Ratusan Bangkai Babi di Sungai Bedera dan Danau Siombak Diselidiki
Di sana, kadar oksigen hanya sepertiga dari yang ada di permukaan laut, dan tekanan barometrik menyebabkan berat badan terasa sepuluh kali lebih berat. Kombinasi keduanya membuat pendaki merasa lamban, bingung dan kelelahan parah yang dapat menyebabkan tekanan ekstrem pada organ. Karena alasan ini, pendaki biasanya tidak bertahan lebih dari 48 jam di daerah ini seperti mengutip blog Lamiscorner.
Berikut 3 Jasad ikonik yang membeku di gunung Everest.
Green Boots
Salah satu mayat paling terkenal dikenal dengan sebutan "Green Boots".
Mengutip Wikipedia, Mayat pendaki ini dilewati oleh hampir setiap pendaki untuk mencapai zona kematian. Identitas Green Boots diperdebatkan, tetapi paling banyak diyakini Green Boots adalah Tsewang Paljor, seorang pendaki India yang meninggal pada tahun 1996.
David Sharp
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Ketika Investasi Jadi Bagian dari Lifestyle Digital Anak Muda
-
Bebas dari Ancaman Siber, Kenali Bodyguard Penjaga Aktivitas Online
-
5 Rekomendasi Jam Tangan Wanita Anti Air yang Stylish dan Tahan Lama
-
Mengenal Wello, Teman Digital Baru yang Menghidupkan Semangat Wellness
-
4 Rekomendasi Lulur untuk Calon Pengantin Wanita, Kulit Cerah dan Wangi di Hari Bahagia
-
5 Body Lotion dengan Glutathione Terbaik untuk Mencerahkan Kulit Kusam
-
5 Weton Paling Hoki di Desember 2025 Menurut Primbon Jawa, Siap-siap Banjir Rezeki
-
5 Masker Wajah Anti-Aging untuk Usia 50-an, Atasi Keriput hingga Flek Hitam
-
Jawa Timur Bentuk Tahura Lawu, Bisakah Atasi Krisis Lingkungan?
-
4 Face Oil Anti-Aging untuk Usia 40-an, Atasi Tekstur Kulit dan Flek Hitam