Suara.com - Slovenia Jadi Negara Eropa Pertama yang Klaim Bebas Covid-19
Pemerintah Slovenia mengumumkan bahwa pandemi virus corona Covid-19 di negaranya telah berakhir, dan menjadi negara Eropa pertama yang mengklaim keberhasilan tersebut.
"Slovenia berhasil menjinakkan epidemi selama dua bulan terakhir... Hari ini Slovenia memiliki gambaran epidemiologi terbaik di Eropa," kata Perdana Menteri Slovenia, Janez Jansa kepada parlemen selama sidang virtual pada Kamis (14/5), seperti yang Suara.com kutip di Antara.
Keputusan tersebut muncul setelah beberapa pejabat negara Balkan itu mengonfirmasi kurang dari tujuh kasus baru setiap hari selama dua pekan belakangan.
Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Slovenia memperkirakan bahwa semua indikator menunjukkan bahwa penyebaran virus di sana telah mereda, dengan total 35 kasus tercatat dalam 14 hari terakhir.
Mereka yang tiba di Slovenia dari negara Uni Eropa lainnya tidak lagi diwajibkan menjalani karantina, kata Jansa.
Namun karena masih terdapat risiko penyebaran infeksi, sejumlah pembatasan masih diterapkan.
Slovenia melaporkan kasus perdana Covid-19 pada 4 Maret dan hampir 1.500 kasus hingga 13 Mei.
Sebanyak 103 orang meninggal akibat virus corona di Slovenia, negara yang berpenduduk dua juta orang.
Baca Juga: Gadis ABG jadi Mucikari, Tarif Rp250 Ribu Layani Tamu Kos saat Corona
Pemerintah mengatakan warga asing yang mengalami gejala infeksi tidak akan diizinkan masuk ke negara tersebut.
Pemerintah juga menetapkan bahwa karantina selama 14 hari masih akan berlaku bagi mereka yang datang dari negara bukan Uni Eropa, dengan sejumlah pengecualian, termasuk diplomat dan para pengangkut kargo.
Setelah muncul di Kota Wuhan, China tengah pada Desember lalu, virus corona telah menjangkit ke sedikitnya 187 negara dan wilayah. Eropa dan Amerika Serikat menjadi wilayah di dunia yang paling parah terdampak.
Pandemi Covid-19 telah menelan lebih dari 285.900 korban jiwa di seluruh dunia, dengan 4,17 juta lebih kasus terkonfirmasi dan 1,45 juta pasien sembuh, menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik
-
Bank Libur Natal Tanggal Berapa di Desember 2025?
-
5 Pilihan Model Sepatu Kanky yang Nyaman untuk Jalan Santai, Lari, dan Gaya Sehari-hari
-
4 Bedak Terbaik untuk Usia 40-an Hapus Kerutan dan Garis Halus, Cocok Jadi Kado Hari Ibu