Suara.com - Stigma Buruk Kondom, Kerap Diasosiasikan dengan Seks Bebas
Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi khusus pria yang digunakan untuk mencegah kehamilan dan mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual. Namun di mata masyarakat Indonesia, kondom mendapatkan stigma buruk dan cenderung dijauhi.
Kondom dinilai sebagai suatu alat untuk melakukan hal-hal yang tidak semestinya dan jauh dari fungsi sesungguhnya.
"Kondom menjadi sangat dimusuhi, karena orang melihat kondom seolah-olah menjadi barang kelas dua yang hanya dipakai untuk nakal," kata Dr. Widya Setyanto, Pakar Sosiologi Masyarakat Perkotaan dalam Webinar 'Saatnya Menjadi Lelaki Andalan: Peduli, Setara, dan Bertanggung Jawab', baru-baru ini.
Padahal menurut Widya, kondom sangat berguna terutama di masa pandemi ini. Sebab kondom meminimalkan kemungkinan para lelaki harus ke dokter untuk memeriksakan diri apabila ada risiko yang terjadi.
"Daripada kita pusing mikirin IUD yang sudah kedaluwarsa, kemudian pil yang nggak bisa didapat karena orang malas ke apotek, ke dokter dan segala macam, kondom bisa dipakai dalam hal ini," lanjutnya.
Ia ingin sekali persepsi tentang kondom diubah bagi para lelaki dan perempuan, bahwa pemakaian kondom baik di masa pandemi dan seterusnya, karena bisa memastikan bahwa dirinya dan pasangan terlindungi.
"Pakailah kondom ketika kamu sayang diri kamu dan orang terdekat kamu," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, ditambahkan oleh Dr. Adi Sasongko, pakar HIV Indonesia, bahwa stigma buruk kondom ini menimbulkan suatu paradoks.
Baca Juga: Senang Hubungan Seks Pakai Kondom Beragam Rasa? Awas Risiko Ini Mengincar!
Kondom diasosiasikan sebagai alat untuk 'jajan' seks, namun survei pada pelanggan PSK yang dilakukan Adi dan kawan-kawan membuktikan justru yang memakai kondom hanya 20-30 persen saja.
"Kondom sebagai alat pencegahan harus dipakai untuk semua kegiatan seks berisiko. Kalau konsisten pakai kondom, angkanya bisa menjadi lebih kecil," tuturnya.
Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa perlu ada strategi komunikasi yang dibenahi untuk mempromosikan kondom. Seperti tidak lagi mengasosiasikan kondom dengan seks bebas dan mengarahkan pada fungsi sebenarnya dari kondom agar lebih mudah diterima masyarakat.
Menurut Adi, hal lain yang bisa diangkat juga menyoroti soal kondom sebagai alat kontrasepsi sehingga perlu segmen sasaran yang lebih tajam, misalnya pada pasangan muda.
"Kondom itu paling aman, paling tidak berisiko, minim risiko. Jika dilakukan terus menerus dan pendidikan kespro remaja juga sudah mendorong, maka saya optimis stigma kondom itu bisa berkurang," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Body Lotion Apa yang Cocok untuk Usia 50 Tahun? Ini 5 Rekomendasinya yang Melembapkan
-
Bukan Cuma Kulit Kusam! Ini 5 Rahasia Kecantikan Wanita Modern yang Bebas Asap Rokok
-
Gus Elham Yahya Anak Siapa? Dai Muda yang Viral Cium Bocah Perempuan di Panggung
-
The 14th Borobudur Writers and Cultural Festival 2025, Mengenang Arkeolog Uka Tjandrasasmita
-
Padel Bukan Lagi Sekadar Tren: Ini Rahasia Perempuan Tetap Glowing dan Percaya Diri di Lapangan!
-
Kontroversi Gus Elham: Apa Sebenarnya Makna Panggilan Gus untuk Anak Laki-laki Kiai?
-
Cari Bedak Wudhu Friendly? Ini 5 Pilihan Halal yang Aman untuk Ibadah
-
Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?
-
MU+KU, Wajah Baru Retail Fashion yang Mengangkat Brand Lokal Berkualitas
-
15 Tips agar Aroma Parfum Tahan Lama di Kulit, Wangi Sepanjang Hari