Suara.com - Jamur enoki tengah ramai diperbincangkan publik sejak Kementerian Pertanian memerintahkan distributor untuk memusnahkan delapan ton jamur enoki merek tertentu.
Jamur yang diimpor dari negeri ginseng itu terbukti mengandung bakteri listeria yang telah menyebabkan wabah listeriosis di Amerika Serikat dan Australia.
Ahli Gizi dan Pangan dari Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD mengatakan, jamur tersebut sebenarnya aman dikonsumsi. Hanya saja, jamur bisa menjadi berbahaya karena mengandung bakteri listeria yang kemungkinan terjadi akibat proses penanaman yang kurang bersih.
"Mungkin di sana pakai pupuk organik. Bisa tercemar dari pupuknya, dari kotoran hewannya, bisa dari air yang dipakai untuk mencucinya, dari tanahnya, intinya kebersihan, masa panennya terutama," kata Ahmad saat dihubungi Suara.com, Jumat (26/6/2020).
Padahal peminat jamur enoki di Indonesia cukup banyak, terutama mereka yang menyukai masakan sukiyaki. Tak hanya itu, budidaya jamur enoki juga bisa menguntungkan.
Menurut Ahmad, petani Indonesia bisa saja menanam jamur enoki sendiri. Namun, proses penanamannya memang harus benar-benar bersih agar tak tercemar mikroorganisme apa pun termasuk bakteri listeria.
"Memang mestinya kalau mau bertanam ini, bakteri ini kan bisa tumbuh pada tempat yang basah, pada sponge, pada air buangan, memang intinya harus bersih. Media tumbuhnya harus disanitasi sebelum kita siapkan benih dari jamur," jelasnya.
"Kebersihan mulai dari orangnya sendiri harus menerapkan personal hygiene yang baik. Air yang kita gunakan harus air portabel, kalau pakai air sungai itu banyak bakterinya. Air keran lah, paling tidak" tambah Ahmad.
Kalau pun masih terinfeksi bakteri listeri, menurut Ahmad, jamur enoki akan aman dikonsumsi asalkan dicuci bersih dengan sabun dan dimasak dengan suhu tinggi.
Baca Juga: Masak Jamur Enoki? Ahli Sarankan Gunakan Suhu Tinggi Agar Bakteri Mati
Bagi restoran yang menggunakan jamur enoki sebagai bahan makanan, Ahmad menyarankan agar selalu memonitor suhu penyimpanan.
Sebab, bakteri listeria di dalamnya masih bisa berkembang biak hingga suhu 0 derajat dan baru mati ketika dipanaskan di atas suhu 75 derajat.
"Agar terhindar dari keracunan ini harus selalu cuci bersih dengan air panas yang ada sabunnya. Kemudian harus memonitor suhu. Kalau ditaruh di tempat dingin, harus selalu dingin di bawah 0 derajat. Kemudian jangan terlalu lama terlalu terekspor di suhu kamar," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Bukan Sekadar Gereja: Inilah 'Rumah Bunda' di Lereng Gunung Wilis yang Menawarkan Kedamaian Batin
-
5 Tas Charles & Keith Ini Diskon Tembus 46 Persen, Harganya Anjlok Jadi Rp500 Ribuan
-
Perjuangan Natasha Wilona Melawan Jerawat Sampai ke Korea
-
Rahasia Sunscreen Mineral Anti Kemerahan: Diciptakan Khusus untuk Kulit Sensitif
-
Dari Keseimbangan Rumah Tangga ke Konservasi Hutan: Kisah Pemberdayaan Perempuan Penanam Pohon
-
5 Pilihan Sepatu Nongkrong Lokal Sekelas New Balance Ori, Harga Murah Kualitas Dunia
-
Apa Sih Kelebihan Tumbler Tuku? Cek 3 Rekomendasi Lain yang Tak Kalah Berkualitas
-
Bisa Jadi Pilihan Piyama Anda Mempengaruhi Tidur: Temukan Alasannya!
-
5 Sepatu On Cloud Diskon hingga 66 Persen di Foot Locker, Bisa Hemat Jutaan!
-
Ruang Digital Makin Rawan, Ini Pentingnya Dorong Generasi Muda Melek Literasi