Suara.com - Kue klepon tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sebuah gambar menyebutkan jika kue tradisional tersebut tidak Islami.
Gambar yang tersebar di media sosial tersebut tertulis "Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cara membeli jajanan Islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami.."
Tentu saja banyak yang bertanya-tanya apa alasan kue klepon bisa dikatakan sebagai jajanan yang tidak Islami? Nah, untuk mengenal lebih dalam mengenai kue bulat bertabur kelapa ini, ketahui sejarah dan filosofinya lebih dalam yuk!
Berikut yang sudah suara.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Sudah ada sejak 1950-an
Kue klepon yang bulat dan berukuran kecil dengan tekstur kenyal ini, konon diperkenalkan pertama kali oleh seseorang yang berasal dari Pasuruan, Jawa Timur pada 1950an.
2. Mudah ditemui di banyak restoran
Sejak saat itu, kue klepon telah menjadi menu yang ditawarkan di berbagai restoran Belanda, China, dan Indonesia. Bahkan, kue klepon dijual di toko-toko dan supermarket di seluruh negeri.
3. Filosofi kue klepon
Seperti yang tertulis dalam buku keluaran Kemendikbud berjudul ‘Belajar dari Makanan Tradisional’ terbitan tahun 2017, bentuk kue klepon yang bulat memiliki makna hidup manusia yang tidak diketahui ujung pangkalnya. Bentuknya yang tidak rata juga melambangkan kehidupan yang tak selalu mulus dan bahagia.
Sementara rasa manis yang berasal dari gula di dalam kue klepon menunjukkan pentingnya seseorang memiliki kebaikan hati. Walaupun tidak selalu terlihat dari luar namun, kebaikannya bisa dirasakan seperti halnya gula yang terbalut dalam klepon.
Untuk parutan kelapa sebagai taburan, ini melambangkan kehidupan manusia yang bertahap. Kelapa sendiri dari luarnya terlihat keras, namun di dalamnya terdapat daging yang bisa dimakan.
Baca Juga: Bahan-bahan Resep Klepon Islami, Bahan Dijamin Halal dan Sederhana
4. Warisan budaya dan kuliner Nusantara
Dalam buku Local Development Heritage: Traditional Food and Cuisine as Tourist Attractions in Rural Areas (1998), kue klepon tak hanya disebut sebagai warisan kuliner, tapi juga dihargai sebagai salah satu warisan budaya yang menjadi simbol atas identitas kolektif suatu daerah atau kelompok.
5. Tak hanya Jawa, daerah lain juga punya kue klepon
Meski pertama kali ditemukan diperkenalkan di daerah Jawa, beberapa daerah juga memiliki kue klepon yang mereka sebut onde-onde. Seperti di Sumatra dan Sulawesi.
Perbedaan penyebutan antara di Jawa dan Sumatra ini sering kali menjadi penyebab kekeliruan dan kerancuan dalam mengartikan onde-onde.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Ketika Investasi Jadi Bagian dari Lifestyle Digital Anak Muda
-
Bebas dari Ancaman Siber, Kenali Bodyguard Penjaga Aktivitas Online
-
5 Rekomendasi Jam Tangan Wanita Anti Air yang Stylish dan Tahan Lama
-
Mengenal Wello, Teman Digital Baru yang Menghidupkan Semangat Wellness
-
4 Rekomendasi Lulur untuk Calon Pengantin Wanita, Kulit Cerah dan Wangi di Hari Bahagia
-
5 Body Lotion dengan Glutathione Terbaik untuk Mencerahkan Kulit Kusam
-
5 Weton Paling Hoki di Desember 2025 Menurut Primbon Jawa, Siap-siap Banjir Rezeki
-
5 Masker Wajah Anti-Aging untuk Usia 50-an, Atasi Keriput hingga Flek Hitam
-
Jawa Timur Bentuk Tahura Lawu, Bisakah Atasi Krisis Lingkungan?
-
4 Face Oil Anti-Aging untuk Usia 40-an, Atasi Tekstur Kulit dan Flek Hitam