Suara.com - Salah satu kewajiban karyawan adalah menaati aturan yang ada di perusahaan. Tergantung pada jenis perusahaan, ada berbagai macam aturan perusahaan yang harus dipatuhi.
Belum lama ini, perusahaan fashion asal Singapura yang bernama Southaven menjadi sorotan. Perusahaan tersebut memiliki aturan ekstra ketat bagi pada karyawan.
Melansir laman Asia One, hal ini dibeberkan oleh mantan karyawan Southaven yang merasa diperlakukan tidak adil. Southaven diklaim sering memberikan hukuman seperti lompat kodok hingga denda.
Hukuman ini diberikan karena kesalahan sepele seperti lupa menutup pulpen hingga mengalami kenaikan berat badan.
Kepada laman berita Shin Min Daily News, beberapa karyawan wanita dengan rentang umur 20-27 tahun membagikan pengalaman mereka selama bekerja di Southaven.
Salah satunya, mereka memiliki grup percakapan di mana setiap karyawan harus menimbang berat badan dan mengirim foto saat menimbang secara berkala.
Karyawan yang mengalami kenaikan berat badan lantas akan didenda, dan beberapa dipindahkan ke bagian gudang alih-alih bekerja melayani pelanggan.
Sementara, denda antara SGD 1 hingga 5 diberikan pada karyawan yang lupa menutup pulpen, lupa mengambil baju dari ruang ganti, lupa mematikan ketel listrik, atau lupa log out dari kasir.
Selain itu, karyawan yang tidak bisa memenuhi target penjualan mingguan juga akan diminta untuk melakukan 200 lompat kodok sebagai hukuman.
Baca Juga: Kembali ke Kantor, Karyawan di Dubai Pakai Gelang Berwarna
Para karyawan Southaven juga mengklaim bahwa mereka bekerja 12 jam sehari, hanya diberi waktu istirahat 10-20 menit, dan tidak mendapat uang lembur.
Kemudian, mereka harus mentraktir karyawan terbaik setiap bulannya dengan menggunakan uang mereka sendiri.
Akibat aturan aneh ini, seorang karyawan bahkan mengaku sudah kehilangan ratusan dolar Singapura dalam satu bulan pertama bekerja. Akhirnya, karyawan ini keluar setelah 5 bulan saja.
Di sisi lain, ada pula karyawan yang memaksakan dirinya untuk berdiet demi menghindari denda di tempat kerja.
"Aku sering merasa stres dan menangis," tambahnya soal pekerjaan di butik Southaven.
Menanggapi kabar ini, juru bicara untuk Southaven menyatakan bahwa perusahaan mereka tidak pernah membuat aturan semacam itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
4 Face Mist untuk Kulit Berminyak agar Bebas Kilap Saat Liburan Akhir Tahun
-
5 Face Mist untuk Kulit Kering Agar Tetap Glowing saat Liburan Akhir Tahun
-
5 Rekomendasi Spray Serum Lokal Setara DAlba, Glowing Instan Tanpa Mahal
-
50 Ucapan Selamat Tahun Baru 2026 yang Indah dan Bermakna
-
4 Moisturizer Terbaik Sepanjang 2025 Versi Dosen Skincare, Mana Pilihanmu?
-
Tips Makeup Tahan Lama untuk Tampil Flawless Sepanjang Malam Tahun Baru
-
7 Sepatu Hiking Lokal yang Lebih Murah dari Salomon, Mulai Rp200 Ribuan
-
Merawat Kehidupan Nelayan, Dari Keselamatan di Laut hingga Kesejahteraan Keluarga
-
Promo Akhir Tahun ZAP Clinic, Perawatan Wajah dan Tubuh Jadi Lebih Hemat
-
5 Rekomendasi Hybrid Sunscreen Lokal untuk Perlindungan Sempurna, Anti Lengket