Suara.com - Dalam beberapa tahun belakangan, sejumlah gerai makanan dan minuman mulai pindah dan meninggalkan penggunaan plastik untuk kemasan produk mereka. Sebagian berinovasi dengan menyediakan seperti salah satunya sedotan bambu atau kertas.
Namun, kesadaran mengurangi penggunaan sedotan plastik nyatanya tidak bertahan lama. Di tengah pandemi, sejumlah gerai kembali menyelipkan sedotan plastik ke setiap kantong pesanan yang dilayani lewat pesan antar.
Menanggapi hal itu, CEO dan founder Jiwa Group, Billy Kurniawan mengaku memang sedotan plastik masih menjadi solusi terbaik untuk melayani pelanggan yang memesan produk pesan antar karena lebih tahan lama.
"Sedotan paper kalau kena air gampang rusak, padahal selama perjalanan kan kantong bisa berembun. Jadi, paper straw bukan solusi delivery-based product," ujar Billy saat acara launching aplikasi Jiwa + pada Rabu (16/09/2020).
Selain sedotan, Janji Jiwa juga masih menggunakan kantong plastik untuk mengemas produk yang dikirim lewat pesan antar ke para pelanggannya.
Namun ia berdalih bahwa jika menggunakan kantong cassava untuk pesan antar tidak berguna. Ini karena selama pengantaran kemasan akan selalu basah dan itu bisa pecah di jalan karena tak kuat tahan lama.
Meski begitu, Billy mengklaim pihaknya berusaha meminimalisir penggunaan kemasan plastik dengan cara lain. Ia mengaku seluruh produk makanan kini dikemas menggunakan wadah kertas. Hal itu, sejalan dengan komitmen Sayang Bumi.
"Sebenarnya plastik enggak akan jadi masalah besar, kalau bisa di-recycle, ini enggak akan jadi isu. Maka, kami juga menggemakan Janji Sayang Bumi, yang mengajak agar semua bisa mengelola sampah plastik yang kita keluarin. Kami juga perlahan akan merubah semua itu," tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Jenna R Jambeck dari University of Georgia seperti dikutip dari indonesia.go.id, ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton di antaranya terbuang dan mencemari laut.
Baca Juga: Ada Kopi dari Kotoran Gajah, Mau Coba?
Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. China memimpin dengan tingkat pencemaran sampah plastik ke laut sekitar 1,23-3,53 juta ton/tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
Makan Anggur di Bawah Meja Saat Tahun Baru, Ritual Sejak 1882 Dipercaya Mengundang Jodoh
-
5 Sepatu Flat Shoes Wanita Branded Murah, Kualitas Premium Harga Kaki Lima
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?