Suara.com - Sejak 8 September hingga Desember nanti, dunia memeringati Hari Literasi Internasional. Secara luas, literasi berarti kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.
Karena itu literasi sangat erat kaitannya dengan membaca. Sayangnya budaya membaca di Indonesia masih sangat rendah.
Data The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan, budaya membaca di Indonesia termasuk yang paling rendah dari tahun ke tahun.
Dalam sebuah kesempatan, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani pernah mengatakan untuk mengejar kemampuan membaca saja, orang Indonesia butuh 45 tahun dan 75 tahun untuk mengejar ketertinggalan sains dunia.
Guna mendukung percepatan ketertinggalan tersebut, dan sebagai inisiator gerakan literasi bertajuk "Indonesia Cinta Membaca", Tanoto Foundation mengadakan diskusi bertema “Manfaat Storytelling Untuk Perkembangan Karakter Anak”, Rabu pada 30 September 2020 lalu.
"Bicara soal literasi sebenarnya bukan hanya kemampuan membaca tapi juga memahami membaca. Saat ini belum banyak diterapkan kebiasaan membaca di usia dini. Apalagi sekarang anak-anak lebih akrab dengan gadget, dan kebiasan mendongeng juga berkurang," kata Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, Eddy Hendry
Salah satu kegiatan Indonesia Cinta Membaca adalah mengadakan kompetisi membaca di mana kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
"Tujuan utama kami adalah kami ingin setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan kami pada pemerintah untuk menekan angka stunting. Bicara stunting bukan soal gizi saja tapi juga aktifnya pola asuh dan kualitas pengasuhan orangtua dan di sekolah," jelas Eddy lagi.
Menurut Eddy, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak. Apalagi di negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. Hasilnya, anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah.
Baca Juga: Langgengkan Eksistensi Dongeng, Geliat Edutania dalam Literasi Anak Jogja
"Sebaliknya, anak yang tidak suka membaca ternyata dikaitkan dengan tingkat kriminalitas yang cenderung lebih tinggi ketika mereka beranjak dewasa," tutup Eddy.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif
-
Profil Jeon Hye Bin: Artis Korea Kemalingan di Bali, Rugi Ratusan Juta
-
Dari Posyandu Hingga Maggot: Kisah Inspiratif Gerakan Masyarakat Ciptakan Lingkungan Sehat
-
Nagita Slavina Makan Cokelat Louis Vuitton, Harganya Fantastis tapi Tetap Dibagi-bagi