-
Hanya 8 BUMN Sumbang 70 persen Dividen Negara; Mayoritas Lain Rugi Besar.
-
52 persen Perusahaan BUMN Rugi; BP BUMN Sebut Kondisinya 'La Yamutu Wala Yahya'.
-
Danantara Bidik Perombakan BUMN Merugi; Konsolidasi Jadi Solusi Utama.
Suara.com - Kondisi keuangan perusahaan-perusahaan pelat merah (BUMN) kembali menjadi sorotan tajam. Pemerintah menyoroti fakta bahwa dari banyaknya BUMN, termasuk anak, cucu, dan cicit usahanya, sebagian besar justru mencatatkan kerugian dan memberikan kontribusi minimal.
Wakil Ketua Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN), Aminuddin Ma'ruf, menggunakan istilah tegas dari bahasa pesantren untuk menggambarkan perusahaan-perusahaan BUMN yang tidak sehat.
"Yang lainnya, kalau bahasa anak pesantren itu 'La Yamutu Wala Yahya', tidak bermutu makan banyak biaya," kata Aminuddin, di Hotel Westin Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Aminuddin mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan: hanya sedikit BUMN yang benar-benar sehat dan mampu berkontribusi. Dari total 70 persen hingga 80 persen dividen yang disetorkan ke kas negara, seluruhnya disumbang oleh hanya sekitar 8 perusahaan raksasa saja.
Senada dengan Aminuddin, Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Pandu Sjahrir, memaparkan data yang lebih terperinci mengenai buruknya kinerja ratusan anak perusahaan BUMN.
"Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, yang memberikan dividen itu hanya 95 persen datang dari 8. Less than 1 percent (setor dividen), yang rugi minimum 52 persen," ujar Pandu.
Artinya, lebih dari separuh perusahaan di bawah naungan BUMN mencatatkan rapor merah alias rugi.
Pandu Sjahrir menegaskan bahwa tugas utama BPI Danantara saat ini adalah memperbaiki dan menyehatkan BUMN-BUMN yang merugi tersebut. Salah satu strategi utama yang sedang digencarkan adalah konsolidasi atau penggabungan perusahaan, sebagai upaya restrukturisasi agar perusahaan-perusahaan yang "tidak bermutu" tersebut bisa menjadi entitas yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Baca Juga: Merger BUMN Karya Dikebut Desember, Saham WSKT Delisting?
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
IHSG Sumringah Melojak Didorong BI Rate, Intip Saham yang Cuan Hari Ini
-
Rupiah Ngacir di Penutupan Sore ke Level Rp 16.708, Imbas BI Rate Ditahan
-
Jangan Panik! BI Bongkar Semua Trik Intervensi Rahasia untuk Stabilkan Rupiah
-
Emang Boleh Rapat Penentuan BI Rate Dihadiri Menkeu Purbaya? Begini Aturannya
-
RUPSLB Astra: Tiga Petinggi Mundur, Ini Daftar Direktur dan Komisaris Terbaru