Suara.com - Kesenian wayang menjadi salah satu elemen bidaya masyarakat Jawa yang wajib dilestarikan.
Itulah alasannya mengapa wayang Cirebon karya maestro pembuat wayang Rastika dipamerkan di Festival Lima Gunung XIX/2020, tahun ini.
Pameran yang berlangsung sampai 30 November 2020 itu dibuka dengan penonton dalam jumlah relatif terbatas di Magelang, Minggu (1/11/2020), antara lain ditandai performa seni oleh lima dalang di Kabupaten dan Kota Magelang bersama sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung --pemrakarsa Festival Lima Gunung--, pentas suluk, pembacaan doa, dan sarasehan pedalangan.
Lima dalang ikut berperforma seni dengan berjalan mengelilingi arena studio seni budaya yang dikelola budayawan Magelang Sutanto Mendut yaitu, Triyono Lebdo Carito (Pakis), Sih Agung Prasetyo dan Sitras Anjilin (Komunitas Lima Gunung), Susilo Anggoro (Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia/Pepadi Kota Magelang), dan Muhyad Adicarito (Ketua Pepadi Kabupaten Magelang).
Dalam performa itu, masing-masing seniman membawa tokoh wayang dan gunungan wayang gaya Cirebon, dupa, dan bunga mawar warna merah serta putih.
Dalam rangkaian performa dengan instalasi seni berupa sejumlah kursi bambu ukuran tinggi 2-5 meter di panggung studio terbuka itu, sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung, seperti Handoko, Lyra de Blaw, dan Nabila Rifani, serta dua mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Winda dan Maya, memainkan performa gerak, tari, dan bunyi yang bercerita tentang lakon dunia pewayangan, "Begawan Ciptaning".
Wayang Cirebon yang dipamerkan tersebut selama ini menjadi koleksi budayawan dan perintis Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut.
Selama hidupnya, Rastika bersahabat dekat dengan Tanto Mendut. Tanto juga mengoleksi cukup banyak lukisan kaca karya sang maestro itu.
Tanto menyebut memiliki satu kotak wayang kulit gaya Cirebon dengan sekitar 200 tokoh wayang Mahabharata dan Ramayana yang satu demi satu dibuat sepanjang hidup oleh Rastika.
Baca Juga: Puisi Nadin Amizah di Panggung Prambanan Jazz Festival 2020
Rastika, disebut dia, membuat wayang kulit sejak sekitar 1970 dan terakhir pada 2010. Sebelum berpulang pada 2014, Rastika berpesan kepada keluarganya untuk menjadikan karya wayang itu koleksi Tanto Mendut.
Setahun setelah Rastika wafat, keluarganya membawa wayang-wayang tersebut ke Tanto Mendut untuk dikoleksi di Studio Mendut.
Tanto tidak bersedia menyebut harga waktu itu untuk penggantian koleksi sekotak wayang karya Rastika.
"Ini soal kedekatan dan kepercayaan. Tetapi wayang itu dibuat satu demi satu di sela ketekunannya membuat lukisan kaca. Saya juga membeli lukisan kaca Rastika sejak 1988," ujarnya usai pembukaan pameran dalam lanjutan Festival Lima Gunung XIX/2020 untuk putaran kesembilan di tengah pandemi COVID-19.
Festival berlangsung sejak awal Agustus hingga akhir Desember mendatang.
Seiring dengan umurnya yang makin tua, Sutanto mengemukakan pentingnya ada sosok, lembaga, atau institusi di dalam atau luar negeri yang tepat untuk melanjutkan pengoleksian wayang Cirebon karya maestro Rastika itu.
Pameran tersebut, disebut dia, mencari alamat yang tepat untuk kelanjutan pelestarian karya sang maestro.
Tag
Berita Terkait
-
Menang FFI, Omara Esteghlal Serukan Film Jadi Suara Kegelisahan Rakyat Indonesia
-
OMG Creator Fest 2025, Ruang Kreatif Baru untuk Mendorong Perempuan Muda Berkarya dan Berkarier
-
Vokal Kritik Pemerintah, Ekspresi Fedi Nuril saat Fadli Zon Berpidato di FFI 2025 Viral
-
Raih Piala FFI Pertama jadi Penulis Skenario, Reza Rahadian Bakal Banting Setir dari Aktor?
-
Dua Kali Sabet Piala Citra, Ringgo Agus Rahman Bicara Honor Akting
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni
-
5 Pilihan Merek Bedak Padat yang Tahan Lama untuk Guru Usia 40 Tahun ke Atas
-
4 Jam dari Jakarta, Pesona Air Terjun Citambur Setinggi 100 Meter yang Bikin Terpana
-
5 Serum Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun, Kulit Jadi Kencang dan Awet Muda
-
4 Zodiak Paling Beruntung Besok 22 November 2025: Dompet Tebal, Asmara Anti Gagal
-
5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Sarat Makna dan Menggugah Jiwa
-
5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound