Suara.com - Dokter Spesialis Penyakit Menular sekaligus Direktur Medis dari University Hospitals Roe Green Center for Travel, Dr. Keith Armitage, mengatakan bahwa perjalanan liburan yang dilakukan wisatawan dapat dengan cepat menularkan Covid-19.
"Saya pikir semakin banyak data menunjukkan perjalanan domestik (penyebab Covid-19). Tetapi, bukan perjalanan menjadi perhatian saya, perjalanan menyatukan orang dalam kelompok keluarga, saya pikir kita akan melihat lebih banyak kasus,” ujar Armitage dalam pernyataannya seperti dilansir dari Healthline, Selasa (17/11/2020).
Dia juga mengkhawatirkan tentang risiko yang akan dihadapi pelancong. Sebab kata Armitage, tindakan bepergian merupakan bagian paling berisiko menularkan Covid-19.
"Ini benar-benar perilaku yang dilakukan banyak orang saat ini, karena begitu mereka berada di sana (tempat liburan) atau setelah mereka Kembali ke rumahnya, tentu mungkin memiliki dampak terbesar," tegasnya.
Belum lama ini, sebuah studi baru di Eropa juga menemukan bahwa terdapat varian baru virus penyebab sakit Covid-19 yang mungkin telah dibawa ke negara-negara Eropa oleh wisatawan yang berlibur di Spanyol.
Menurut Dr. Henry Wu sebagai Profesor dan Dokter Senior di Emory University School Kedokteran dan Direktur Emory TravelWell Center di Georgia, tertular virus di tempat tujuan adalah risiko yang diambil para pelancong. Risiko terpapar akan lebih tinggi jika mereka tidak mengikuti langkah-langkah keamanan dan menerapkan protokol kesehatan.
"Tentu saja mengikuti semua aturan dasar setiap saat, menggunakan masker di tempat umum, menjaga kebersihan tangan, membawa pembersih tangan, dan menjaga jarak, semua itu sangat penting," jelasnya.
Wu melihat studi tersebut sebagai peringatan umum untuk wisatawan bahwa ada risiko yang terkait dengan perjalanan liburan saat masa pandemi Covid-19.
"Sampai kami memiliki vaksin yang efektif dan aman serta tersedia secara universal, alat utama Anda adalah tidak bepergian atau benar-benar memperhatikan langkah-langkah pencegahan saat ini,” kata dia.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Jangan Dihitung Harganya, Tapi Lihat Manfaatnya
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat seperti Arizona atau Delaware tidak memiliki batasan. Tetapi para ahli mengatakan merupakan ide yang baik untuk melakukan karantina atau tes kesehatan dengan sangat hati-hati.
"Alasan sebenarnya untuk melakukan karantina adalah dua hal: Jika Anda bepergian dari area dengan insiden rendah ke area dengan insiden tinggi, Anda mungkin ingin melakukan karantina saat kembali,” terangnya.
Dia juga mengaku perjalanan liburan telah meningkatkan kasus Covid-19, dan pada akhirnya mengarah pada lebih banyak pasien yang sakit dengan membutuhkan perawatan medis yang lebih kritis, dan ini bisa diperburuk jika orang tidak mengikuti jarak sosial selama liburan.
Wu juga membeberkan jika seorang wisatawan merasa tertular infeksi Covid-19 selama perjalanan tetapi tidak menunjukkan gejala, ia merekomendasikan untuk menunggu setidaknya 5 hingga 7 hari sebelum menjalani tes.
“Karena jika Anda melakukannya segera, Anda akan mendapatkan hasil negatif palsu. Dan banyak orang tidak tahu itu. Mereka menguji dan hasilnya negatif dan mereka selalu bilang, 'Saya baik-baik saja’ hal itulah yang banyak terjadi. Tunggu beberapa hari, atau bahkan tes beberapa kali selama 2 minggu setelah Anda Kembali,” ucap dia.
Wu juga mendorong orang untuk tidak bepergian jika itu tidak terlalu penting, karena jika bepergian hal itu tentu dapat mengambil tindakan pencegahan untuk menjaga risiko bagi diri Anda sendiri dan juga siapa pun yang Anda kunjungi.
"Sudah cukup sebaiknya Anda tidak melakukan bepergian untuk liburan. Karena itu memiliki banyak resiko pada diri sendiri dan lingkungan Anda nantinya dengan membuat kasus infeksi Covid-19 terus meningkat," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
PMO Koperasi Merah Putih Kerjanya Apa? Gaji per Bulan Tembus Rp8 Juta
-
Tips Memilih Tandon Air yang Tepat untuk Kebutuhan Rumah Tangga
-
Ramalan Zodiak 16 September 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karir, dan Keuangan
-
Promo Superindo Hari Ini 16 September 2025, Diskon 50% dan Harga Spesial!
-
Tasya Farasya Pernah Mimpi Suami Selingkuh, Pertanda Apa? Ini Kata Pakar Kebatinan
-
5 Bedak Transparan untuk Hasil Makeup Natural dan Tahan Lama, Mulai Rp70 Ribuan
-
Dari Empal Gentong Hingga Gurame Terbang: Petualangan Rasa di 5 Restoran Sunda Ikonik
-
8 Pilihan Sunscreen Tanpa Alkohol: Cocok untuk Kulit Sensitif, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Rekomendasi Lipstik Lokal yang Ringan dan Warnanya Tahan Lama, Mulai Rp20 Ribuan
-
Lahan Jadi Sekolah: Petani Muda Kebumen Ini Ubah Pertanian Jadi Ajang Berbagi Ilmu