Suara.com - Setiap negara termasuk Indonesia perlu memiliki pengelolaan limbah yang baik agar bisa menerapkan konsep ramah lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan pakar-pakar ilmu bioteknologi agar bisa mewujudkan hal tersebut.
Ahli bioteknologi, Putu Virgina Partha Devanthi menjelaskan, sudah ada ilmu rekayasa mikroorganisme maupun tumbuhan yang dapat mengeliminasi bahkan mengubah limbah menjadi produk yang bernilai tambah, seperti bahan bakar.
“Tidak hanya dapat digunakan untuk menanggulangi limbah, tapi bioteknologi juga dapat digunakan sebagai solusi penanggulangan limbah yang sustainable,” kata Putu dalam keterangan resmi, Selasa (22/12/2020).
Pada dasarnya, tambah Putu, semua limbah yang berasal dari alam dan biodegradable dapat ditangani dengan memanfaatkan mikroorganisme, misalnya sampah makanan, limbah pertanian, termasuk minyak bumi.
Bahkan ada juga mikroorganisme yang mampu mengeliminasi logam berat dan bahan radioaktif, termasuk mikroorganisme yang diklaim mampu mendegradasi plastik, meski diperlukan penelitian lebih lanjut agar dapat diaplikasikan di skala industri.
Putu menambahkan, ilmu bioteknologi juga dapat membantu mencegah atau mengurangi bertambahnya jenis maupun jumlah limbah baru.
Dengan pengetahuan bioteknologi, maka produk-produk berbasis biologi ramah lingkungan dan keberlanjutan ekologis dapat lebih dikembangkan.
"Misalnya bioplastik, biofuel, dan masih banyak lagi,” ujar perempuan yang mengajar di Fakultas BioTechnology, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) tersebut.
Ia menambahkan perlu dilakukan riset terus menerus untuk mengeksplorasi mikroorganisme Indonesia yang begitu beragam. Sehingga di kemudian hari, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mengolah jenis limbah yang lebih beragam.
Baca Juga: Menakjubkan! Drone Rekam Keindahan Sungai Tanpa Sampah
Di sisi lain, Putu menjelaskan bagaimana ilmu bioteknologi juga bisa berkontribusi untuk memulihkan sumber energi. Terlebih saat ini Indonesia sangat bergantung pada sumber energi yang tidak terbarukan yang bersumber dari energi fosil.
Energi terbarukan kini amat dibutuhkan sebagai upaya untuk mengatasi semakin menipisnya ketersediaan sumber energi fosil.
Saat ini, energi terbarukan menjadi isu besar yang berpotensi mengubah peta geopolitik energi dunia. Kemajuan teknologi dan penurunan biaya teknologi membuat energi terbarukan tumbuh lebih cepat daripada sumber energi lainnya.
"Bioteknologi dapat memberikan solusi untuk mendiversifikasi sumber energi kita saat ini. Misalnya saja melalui produksi biogas, bioetanol, dan biodiesel," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?