Suara.com - Pandemi Covid-19 diperkirakan masih akan memberikan dampak negatif pada industri pariwisata hingga tahun 2021.
Dikatakan Praktisi Pariwisata Tia Handimuljana, andaikata akses wisata luar negeri sudah dibuka tahun depan, kemungkinan masih akan dilakukan secara bertahap dengan menerapkan metode travel bubble.
Travel bubble sendiri memiliki koridor perjalanan antarnegara-negara yang dianggap berhasil mengontrol wabah virus corona Covid-19 dan sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Gelembung itu nantinya akan memudahkan wisatawan yang berkunjung ke suatu negara untuk melakukan perjalanan secara bebas dan menghindari kewajiban karantina mandiri.
"Mungkin akan secara bertahap yang dibuka travel bubble dulu. Indonesia sudah ada beberapa kali wacana ke empat negaraTiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Tapi semua ini belum ada yang terjadi," kata Tia saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.
Ketidakpastian dalam perjalanan wisata luar negeri hingga 2021, kata Tia, membuat wisata domestik akan tetap menjadi tren hingga tahun depan.
Hal itu, lanjutnya, dapat menjadi kesempatan bagi pelaku wisata dalam negeri untuk mengembangkan lokasi pariwisata Indonesia.
"Apalagi pemerintah sedang berusaha mengembangkan sepuluh destinasi Bali baru. Salah satunya ada Danau Toba, Lombok, Borobudur. Ini kesempatan bagus banget untuk pemerintah setempat fokus mengembangkan sepuluh Bali baru ini," ucapnya.
Berdasarkan pengalamannya selama 20 tahun di industri pariwisata, Tia menyampaikan bahwa wisatawan lokal Indonesia memiliki ciri khas tersendiri setiap kali berlibur.
Baca Juga: Gandeng PHRI, Ini Cara AirAsia Pulihkan Industri Pariwisata
Secara umum, menurutnya, para wisatawan lokal pasti akan mencari tempat kuliner murah, lokasi untuk berfoto, dan tempat belanja.
"Tipikal wisatawan Indonesia itu harus cari satu spot foto yang bagus, lalu harus ada makanan yang murah meriah, dan tempat belanjaan. Tiga itu dulu secara general. Tapi ada juga wisatawan dengan minat khusus, seperti senang dengan museum hunting dari satu museum ke museum lain," tuturnya.
Selain itu, juga minat khusus alam yang sejak adanya pandemi Covid-19 jadi bertambah.
"Tapi bukan yang ekstrem seperti mendaki gunung. Tapi lebih ke outing, tempat terbuka yang mana harus ada spot foto juga. Karena pandemi ini lebih mencarinya jangan yang indoor kalau bisa," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Manfaat Kolagen untuk Wajah, Rahasia Kulit Sehat dan Awet Muda
-
5 Sunscreen Murah yang Sudah BPOM untuk Ibu Rumah Tangga, Mulai Rp12 Ribuan
-
Diperingati Setiap 22 November, Ini Sejarah Hari Perhubungan Darat Nasional
-
7 Rekomendasi Lipstik Warna Natural untuk Anak Sekolah, Harga Mulai Rp9 Ribuan
-
5 Bedak Padat Lokal yang Bisa Menyamarkan Ketidaksempurnaan Kulit
-
Ramalan Zodiak 22 November 2025: Taurus Akan Berbuah Manis, Virgo Lembutlah Pada Pasangan
-
5 Shio Paling Beruntung 22 November 2025, Rezeki dan Asmara Beriringan
-
Dari Street Art Hingga Supercar Mahal: Intip Kolaborasi Lintas Dunia di Streetscape 2025
-
Wajib Coba! Tenya, Restoran Tempura Legendaris Jepang, Buka Gerai Kedua di Gandaria City
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni