Suara.com - Tak banyak yang tahu bahwa kehidupan model kebanggaan Indonesia, Valerie Krasnadewi dan Veronika Krasnasari, yang akrab disapa Val dan Vero, begitu dekat dengan alam. Tak hanya senang berada di alam terbuka, peserta Asia’s Next Top Model season kelima ini juga sangat peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Mereka pun mengaku ada banyak pelajaran hidup dari alam yang didapat.
Melalui Instagram bisnis, @twnseco, mereka menularkan kebiasaan positif yang berkaitan dengan lingkungan hidup, sekaligus mendukung berbagai program donasi bagi pelestarian lingkungan hidup.
Salah satu cara melestarikan alam yang kerap tidak disadari adalah jalan-jalan di alam terbuka, seperti hutan. Padahal, sebelum pandemi, traveling ke alam menjadi kegiatan favorit anak muda urban untuk melepas stres.
“Sewaktu sedang hiking dan bertemu rombongan pendaki yang sedang turun dari gunung, mereka menyemangati dengan seru, 'Mbak, ayo, semangat, ya!' Saat tiba di puncak dalam keadaan sudah sangat lelah, orang ramai-ramai memberi kami cokelat. Padahal, kami nggak kenal, lho! Jadi, kami merasa, ketika berada di alam, seorang manusia kembali menjadi manusia yang sesungguhnya,” kata Val dan Vero, yang pernah menjelajah berbagai tempat di Indonesia, termasuk Taman Nasional Komodo, Danau Kelimutu, dan Kawah Ijen.
Christian Natalie, yang akrab disapa Tian, Manajer Program Hutan Itu Indonesia, bercerita, setiap wisata alam memiliki pesona tersendiri, termasuk hutan, sehingga menarik masyarakat urban untuk datang.
“Ditambah lagi, anak muda urban sangat akrab dengan media sosial. Dengan membuat konten kreatif, seperti mengunggah cerita atau foto traveling, kita juga membantu mempromosikan tempat wisata alam dan produk lokalnya, sekaligus melestarikan alam,” kata Tian.
Setiap perjalanan punya cerita dan pelajaran tersendiri. Dan dalam rangka Hari Hutan Internasional yang diperingati setiap 21 Maret lalu, Val, Vero, dan Tian berbagi pelajaran hidup dari alam kepada Anda.
1. Hutan adalah sumber oksigen
Ketika jalan-jalan ke hutan, satu hal yang paling disenangi Val dan Vero adalah bisa menghirup udara segar yang sulit sekali didapat di perkotaan.
“Karena terlalu banyak urusan atau deadline, orang yang tinggal di kawasan urban mungkin lupa, ketika mereka sedang bekerja, pada saat yang sama mereka juga sedang menghirup oksigen. Mereka pun lupa bahwa oksigen itu bersumber dari hutan. Kalau hutan mulai berkurang, percuma, kan, kita cari uang banyak, tapi nantinya tak bisa dinikmati karena ke mana-mana harus pakai tabung oksigen?” kata Val and Vero.
Tian menambahkan, “Sebagai sumber oksigen, maka kita merasakan udara di hutan lebih segar dan paru-paru jadi lebih ringan, ketika jalan-jalan ke hutan. Kita harus bangga, karena setengah dari daratan Indonesia merupakan hutan. Karena itu, hutan perlu dijaga agar semua makhluk hidup, termasuk manusia, dapat tetap bertahan hidup.”
Baca Juga: Hari Hutan Sedunia 21 Maret, Simak Sejarah dan Makna Peringatannya
2. Manusia perlu turun tangan membantu alam
Saat ini Val dan Vero sedang berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa masalah banjir harus diselesaikan sampai ke akarnya. Bukan sekadar naturalisasi sungai atau membuang sampah pada tempatnya, karena solusi tersebut tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
Menurut keduanya, yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (Val dari jurusan Bioengineering dan Vero dari jurusan Mikrobiologi), yang paling bisa menangkal banjir adalah akar pohon. Karena itu, mereka mengajak masyarakat untuk mengadopsi bibit pohon melalui https://lindungihutan.com/valerieveronikatwns.
“Kami ingin sekali mengajak teman-teman untuk bantu menjaga hutan bertepatan dengan Hari Hutan Internasional ini. Bukan hanya menikmatinya, tetapi juga berkontribusi untuk pelestarian hutan yang sangat penting untuk kita dan semua makhluk hidup di hutan. Jangan take it for granted. Kita harus berkontribusi. Semua orang bisa, kok, berkontribusi, sekecil apa pun,” kata Vero.
Tian menanggapi, di masa mendatang apa yang dilakukan Val dan Vero sangat berarti bagi hutan. “Ketika nantinya bibit-bibit itu tumbuh menjadi pohon-pohon besar, dan kemudian hutan menjadi lebat, hutan itu akan menampakkan pesonanya. Saat sesuatu memiliki pesona, pasti, kan, akan kita jaga agar pesona itu tidak hilang,” kata Tian.
3. Traveling ke hutan berarti membantu komunitas sekitar
Masyarakat urban bisa membantu pelestarian hutan dengan aksi nyata yang menyenangkan, yaitu traveling. Pilihan traveling cukup beragam, salah satunya ekowisata. Selain melihat langsung kehidupan satwa, misalnya orang utan, kita juga bisa meninggalkan jejak yang baik.
“Jejak itu berupa kesejahteraan masyarakat setempat. Kita bisa tinggal di rumah masyarakat setempat dalam program homestay, membeli makanan dan minuman di sana, menggunakan jasa porter dari warga desa, atau membeli suvenir buatan mereka,” kata Tian, menguraikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Profil Atika Algadrie, Ibu Nadiem Makarim Aktivis Antikorupsi
-
Berapa Kekayaan Ashanty? Dilaporkan Eks Karyawan Atas Dugaan Perampasan Aset
-
Menag Yakin Tepuk Sakinah Bakal Tekan Angka Cerai di Indonesia, Bagaimana Lirik dan Apa Maknanya?
-
6 Serum Mengandung Peptide untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bisa Atasi Flek Hitam