Suara.com - Gangguan kesuburan atau infertilitas akan sangat mempengaruhi pasangan suami istri atau pasutri ketika ingin memiliki anak. Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi dr. Gita Pratama, Sp.OG., menjelaskan bahwa kurang lebih 80 persen perempuan akan hamil dalam 12 bulan pertama berhubungan seksual tanpa kontrasepsi. Apabila pasutri tidak kunjung mendapat kehamilan dalam setahun itu, maka disarankan mencari pelayanan medis lebih lanjut.
"Banyak faktor yang menyebabkan pasangan mengalami infertilitas, salah satu yang cukup menjadi perhatian adalah infertilitas idiopatik," kata dokter Gita dalam keterangannya kepada suara.com, Senin (29/3/2021)
Infertilitas idiopatik merupakan keadaan ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dan dinyatakan normal tetapi masih tidak bisa hamil. Menurut dokter Gita, persentase pasangan yang mengidap infertilitas jenis itu mencapai 10 persen.
Namun bukan berarti tak ada harapan memiliki anak. Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah itu mengatakan bahwa tingkat kehamilan secara spontan pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik bahkan lebih tinggi daripada dengan infertilitas jenis lainnya. Walau demikian, penyebab dari infertilitas idiopatik memang belum dapat diketahui.
"Penelitian menunjukkan angka kehamilan secara spontan terjadi sebanyak 13-15 persen pada percobaan tahun pertama, dan meningkat menjadi 35 persen pada percobaan tahun berikutnya. Akan tetapi, angka kehamilan secara spontan terus menurun dengan durasi infertilitas lebih dari tiga tahun dan pada pasangan yang wanitanya berusia di atas 30 tahun," paparnya.
Untuk memperbesar peluang memiliki anak, pasutri bisa menjalani terapi penanganan. Dokter Gita mengatakan ada beberapa cara untuk mencapai kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik, di antaranya:
1. Manajemen ekspektatif
Tingkat kehamilan spontan pada pasangan dengan infertilitas idiopatik cukup tinggi, karenanya melakukan hubungan teratur 1-2 hari sekali pada masa subur (10-17 hari setelah hari pertama haid terakhir) sangatlah penting untuk mendapatkan kehamilan. Manajemen ekspektatif terutama dapat dilakukan pada pasangan dengan usia wanita di bawah 35 tahun dan usia pernikahan di bawah 2 tahun.
2. Inseminasi intrauterine
Apabila kehamilan juga tidak didapatkan dengan manajemen ekspektatif, maka disarankan untuk melakukan inseminasi intrauterine yang dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan penyubur seperti klomifen sitrat, letrozole, atau gonadotropin.
Baca Juga: Alami Gangguan Kesuburan? Ini 5 Solusi Medis yang Bisa Dilakukan
Inseminasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya langsung ke dalam rongga rahim.
"Cara tersebut akan meningkatkan keberhasilan kehamilan dengan meniadakan faktor serviks dan antibodi antisperma yang sering dikaitkan sebagai penyebab infertilitas idiopatik," kata dokter Gita.
3. Program bayi tabung
Program bayi tabung dapat menjadi salah satu solusi, apabila kehamilan tidak juga didapatkan setelah kegagalan dengan inseminasi intrauterine. Program bayi tabung merupakan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) di mana pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh wanita (in vitro), kemudian embrio hasil pembuahan ditempatkan kembali ke dalam rahim. Keberhasilan program bayi tabung pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik mencapai 30-40 persen.
"Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, selalu ada harapan untuk memiliki keturunan. Cek kondisi organ reproduksi Anda dan pasangan secara berkala, tetap berpikir positif, dan jalani program kehamilan dengan penuh kesabaran," tutur dokter Gita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
7 Rekomendasi Parfum Murah dengan Wangi Mewah, Tercium dari Jarak Jauh
-
5 Aroma Parfum yang Bikin Emak-Emak Arisan Auto Wangi Sepanjang Hari!
-
6 Pilihan Bedak Tabur yang Bikin Glowing Tahan Lama, Harga Terjangkau!
-
5 Sepatu Lari Lokal Pilihan untuk Daily Runmu!
-
5 Sepatu Running Harga Rp100 Ribuan: Lari Nyaman, Dompet Tetap Aman
-
Kesehatan Generasi Muda Terancam Dampak Buruk Boba dan Kopi Kekinian
-
Rahasia Koleksi Perhiasan Terbaru Happy Salma Terungkap!
-
5 Skincare Pencerah Wajah dalam 7 Hari yang Terdaftar BPOM, Murah, dan Aman
-
Apakah September Ada? Ini Cara Cek BSU BPJS Ketenagakerjaan Biar Siap Cair
-
Terpopuler: Jam Tangan hingga Cara Healing Unik Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa