Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 memaksa Kemenparekraf merombak target kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang disusun per tahun, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan asing atau wisman mencapai 25 juta hingga tahun 2025. Namun angka itu harus direvisi lantaran pembatasan penerbangan pesawat untuk mencegah paparan Covid-19.
"Kami sudah melakukan penyesuaian target, terutama wisman. Karena border masih ditutup, jadi tidak mungkin kami punya target seperti dalam RPJM," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya dalam webinar bersama Blibli, Kamis (22/4/202).
Kunjungan wisman tahun ini sebelumnya ditargetkan sebanyak 19 juta kunjungan. Namun harus dipangkas, sehingga target penyesuaian menjadi 4 juta. Demikian pula dengan target wisatawan nusantara atau wisnus.
"Untuk wisnus, dari target RPJM 320 juta pergerakan, dilakukan penyesuaian 180 juta pergerakan," imbuh Nia.
Diakui Nia bahwa kendala pergerakan juga terjadi pada kunjungan wisatawan lokal. Menurut Nia, pergerakan wisnus terbanyak biasanya terjadi ketika libur hari raya, bersamaan dengan masyarakat juga melakukan mudik. Tetapi, larangan mudik yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tentu berdampak pada pergerakan wisatawan lokal.
"Kemudian liburan anak sekolah. Juga yang ketiga panennya adalah ketika ada long weekend atau cuti bersama. Ini tantangan yang kami hadapi di target kunjungan atau pergerakan wisatawan nusantara," ujar Nia.
Wisatawan nusantara menjadi sasaran utama Kemenparekraf untuk mendongkrak kunjungan wisata. Oleh sebab itu, berbagai strategi dilakukan untuk mempromosikan area wisata dalam negeri juga kampanye tentang liburan berbasis protokol kesehatan.
Kemenparekraf mendorong agar pelaku industri pariwisata bisa mendapatkan sertifikasi CHSE sebagai bentuk komitmen menciptakan tempat berlibur yang bersih dan aman dari paparan virus.
Baca Juga: Peredaran Uang di Bali Anjlok 55 Persen karena Sepi Wisatawan
"Juga strateginya mendorong dengan #DiIndonesiaSaja jadi kita fokus ke situ. Karena ini adalah bisnis persepsi, di mana confidence harus kita dapatkan, bagaimana caranya yaitu dengan mengampanyekan Indonesia care," pungkas Nia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni
-
5 Pilihan Merek Bedak Padat yang Tahan Lama untuk Guru Usia 40 Tahun ke Atas
-
4 Jam dari Jakarta, Pesona Air Terjun Citambur Setinggi 100 Meter yang Bikin Terpana
-
5 Serum Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun, Kulit Jadi Kencang dan Awet Muda
-
4 Zodiak Paling Beruntung Besok 22 November 2025: Dompet Tebal, Asmara Anti Gagal
-
5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Sarat Makna dan Menggugah Jiwa
-
5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound