Suara.com - Komoditi buah seperti pisang terbukti jadi andalan ekspor Tanah Air. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry, ada beberapa jenis pisang asli Indonesia yang diminati luar negeri.
Pisang tersebut di antaranya seperti pisang cavendish, barangan, pisang tanduk, raja emas, kepok tanjung dan lain-lain.
Apalagi, kata Fadjry, masing-masing wilayah Indonesia punya jenis pisang berbeda dan khas dengan rasa dan karakteristiknya tersendiri.
"Pisang bisa menjadi komoditi ekspor unggulan karena tiap tahun trennya semakin meningkat. Permintaanya pasarnya tidak hanya di Asia, termasuk di Jepang dan negara lain," kata Fadjry saat membuka Bincang Buah Tropika Online #Seri Pisang dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Potensi pisang Indonesia untuk diekspor ini juga membuat Balibangtan melalui Balitbu Tropika berambisi terus mengembangkan kualitas dan jenis pisang unggulan.
Salah satu inovasi dilakukan melalui convensional breeding, yang berhasil membuat varietas pisang INA 03 yang tahan penyakit layu fusarium.
"Produk turunan pisang masih banyak yang belum kita eksplor agar memberi nilai tambah," tutur Fadjry.
Pengembangan buah pisang ini selaras dengan salah satu program Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2020-2024, untuk membuat kampung hortikultura (buah dan sayur) untuk menambah kesejahteraan petani.
"Kampung buah adalah pengembangan komoditas buah-buah dalam wilayah administrasi terfokus dalam 1 desa. Luasannya minimal 10 hektare per desa. Buah yang kita kembangkan adalah buah yang cocok yang sesuai dengan agroekosistem di desa tersebut,” timpal Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman.
Baca Juga: Pisang Epe, Makanan Khas Makassar yang Enak Untuk Buka Puasa
Menurut Liferdi, pihaknya akan mengalokasikan anggaran pembiayaan apabila masyarakat betul-betul serius dan antusias untuk melaksanakan kampung buah tersebut. Selain itu harus ada dukungan dan komitmen tinggi dari pemerintah daerah setempat.
Salah satu contoh kisah sukses kampung buah adalah Kampung pisang berbasis korporasi di Tanggamus, Lampung yang dikembangkan 2017 dengan mengandeng PT Great Giant Pineapple (GGP).
Awalnya, kampung pisang ini hanya seluas 10 hektare, sekarang sudah berkembang hampir 400 hektare dan dikelola oleh 800 petani. Kampung pisang ini bisa berkembang karena konsep korporasi dengan mengandeng mitra industri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
5 Fakta Terciduknya Keluarga Mafia Judi: 16 Anggota Divonis Mati
-
Ayah Ojak Ditegur karena Pakai Emas, Ini Perhiasan yang Boleh Dipakai Laki-Laki Menurut Islam
-
Tanamkan Cinta Laut Sejak Dini, Ajak Anak Belajar Jaga Ekosistem Lewat Kegiatan Sederhana
-
7 Rekomendasi Skincare Malam Terbaik dan Aman untuk Usia 40 Tahun
-
6 Urutan Skincare Malam untuk Menghilangkan Flek Hitam, Kulit Auto Glowing dan Cerah
-
Adu Pendidikan Deddy Corbuzier vs Sabrina Chairunnisa: Sama-Sama Mentereng, Rumah Tangga Retak?
-
Publik Soroti Ponpes Ambruk Renggut Nyawa: Kelalaian Pembangunan atau Takdir?
-
Bahaya Makanan yang Terpapar Radioaktif, Udang Cikande Masih di Batas Aman?
-
5 Skincare La Roche Posay Termurah, Harga Masih Ramah di Kantong
-
Sabrina Chairunnisa Boyong Chanel ke Korea Selatan, Apakah Naik Pesawat Boleh Membawa Hewan?