Suara.com - Ingin liburan, tapi masih bingung mau ke mana di masa pandemi seperti sekarang ini? Gimana kalau kamu menjadikan desa wisata sebagai destinasi liburan bersama keluarga, teman, atau pasanganmu?
Desa wisata adalah sebuah tempat berlibur yang dikelola oleh komunitas masyarakat setempat. Kegiatan wisata yang ditawarkan lebih mengandalkan pada aktivitas sehari-hari warganya. Seperti belajar budidaya rumput laut, bercocok tanam, hingga membuat kerajinan tangan.
Meski hanya dikelola oleh komunitas kecil, kualitas berlibur di desa wisata tak kalah, jika dibandingkan berlibur ke tempat wisata yang dikelola oleh pihak profesional. Terlebih, sejumlah desa wisata juga sudah mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environtmental Sustainability).
CHSE adalah program Kemenparekraf berupa penerapan prokes yang berbasis pada kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan. Artinya, para pelaku usaha wisata yang telah mengantongi sertifikat CHSE, penerapan prokesnya sudah teruji dan sesuai standar dari Kemenparekraf.
Tujuan penerapan CHSE ialah guna memastikan keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Sehingga mereka dapat menikmati liburan dengan aman dan nyaman. Berikut beberapa desa wisata yang telah mengantongi CHSE:
1. Desa Pandanrejo, Jawa Timur
Desa Pandanrejo adalah salah satu desa wisata yang telah mengantongi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf. Sekitar 140 pengelola wisata di Desa Pandanrejo telah mengantongi sertifikat CHSE.
Di Desa Pandanrejo, pengunjung bisa mencicipi buah stroberi yang cantik, segar dan penuh gizi langsung dari kebunnya. Di sentra perkebunan stroberi terbesar di wilayah Kota Batu ini, pengunjung layaknya pemilik kebun karena bisa merasakan sensasi memetik buah stroberi sepuasnya sambil menikmati keindahan dan kesejukan gunung Wilerang dan Arjuno.
Wisata petik buah stroberi bisa dilakukan setiap hari termasuk malam hari. Selain bisa membawa stroberi, pengunjung juga bisa membeli bibit buah stroberi dalam polibag yang banyak dijual oleh masyarakat setempat.
Baca Juga: Wisata Bali: Menunggu Pintu untuk Wisman Dibuka Kembali
2. Desa Penglipuran, Bali
Destinasi wisata lainnya yang sudah mengantongi sertifikat CHSE adalah Desa Penglipuran, Bali. Adapun hal-hal yang mereka lakukan sebagai penerapan prosedur tetap CHSE adalah pengukuran suhu tubuh, kewajiban para wisatawan untuk mencuci tangan, menyediakan hand sanitizer di setiap pos masuk, hingga penyemprotan cairan disinfektan secara rutin. Sementara, bagi para pengunjung yang akan melakukan staycation, pihak pengelola juga telah menerapkan peraturan bahwa satu kamar hanya bisa diisi oleh satu orang.
Selama di Desa Penglipuran, Bali, pengunjung dapat menikmati deretan tanaman hijau. Semakin pengunjung masuk ke area desa, udara dan pemandangan akan semakin terasa sejuk dan asri dengan pemandangan pagar tanaman yang menghiasi seluruh area desa. Di Desa Penglipuran, pengunjung juga bisa mengeksplorasi keunikan dan makanan tradisional yang ada di sana. Seperti loloh cemcem, tipat cantok, dan donat ketela.
3. Desa Wisata Sade, Lombok, NTB
Desa Wisata Sade adalah salah satu desa wisata di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah mengantongi sertifikat CHSE. desa wisata yang terletak di daerah Rembitan, Kecamatan Puju ini menawarkan sejumlah hal unik.
Salah satunya adalah rumah-rumah penduduk yang lantainya dilumuri kotoran kerbau atau sapi setiap beberapa waktu. Adapun tujuan dari pelumuran kotoran adalah agar lantai bersih dari debu yang melekat, menguatkan lantai, serta mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
Berita Terkait
-
Tiket.com Gelar Forum Diskusi untuk Optimalkan Industri Pariwisata di Era Digital
-
Kemenparekraf Buka Pendaftaran Bantuan Insentif Pemerintah untuk Pelaku Ekonomi Kreatif
-
Menparekraf Rekomendasikan 3 Desa Wisata paling Layak Dikunjungi, Ini Dia
-
5 Destinasi Wisata di Bali yang Rugi Jika Tidak Dikunjungi
-
Sandiaga Uno Sosialisasikan Desa Wisata di Desa Cibuntu Kuningan Jawa Barat
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest
-
Silsilah Keluarga Syifa Hadju yang Dilamar El Rumi, Keturunan Siapa?
-
4 Rekomendasi Parfum Wanita Tahan Lama dan Murah, Rahasia Wangi Mewah Tanpa Bikin Bokek