Suara.com - Ketika mengalami rambut rontok, umumnya kita akan mencari solusi dengan melakukan berbagai perawatan rambut, entah dengan pergi ke salon atau menggunakan tonik penguat akar rambut. Tapi, cara-cara tersebut rasanya cukup sulit untuk dilakukan di tengah pandemi ini. Terlebih di masa PPKM seperti saat ini, dan ketika masuk ke mal atau pusat perbelanjaan dibatasi pada mereka yang sudah divaksinasi.
Lalu, bagaimana solusi mengatasi rambut rontok di masa pandemi ini?
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, dr. Susie Rendra, Sp.KK, FINSDV menyarankan untuk memotong rambut.
"Enggak usah banyak mikir harus pakai tonik ini, minum obat ini. Pertama gunting rambut dulu lebih pendek," katanya dalam media discussion bertema "Jaga Kulit Tetap Sehat Selama Pandemi", Kamis (26/8/2021), seperti dikutip dari Antara.
Susie yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu mengatakan, rambut yang lebih panjang menyebabkan tarikan di akar rambut lebih berat.
Dia mencontohkan, antara helaian rambut dengan panjang 20 cm dan 10 cm, misalnya, tarikan pada akar rambut 20 cm akan dua kali lipat lebih berat ketimbang helaian 10 cm.
Hal ini juga berlaku saat Anda mencuci rambut atau keramas. Helaian rambut yang lebih panjang akan lebih berat ketimbang rambut pendek.
"Sedangkan pada waktu kita keramas, rambut itu menarik air sifatnya, makanya efek kapiler rambut itu yang membuat kalau rambutnya panjang jadi lebih berat sehingga tarikan di akar rambut juga lebih berat," tutur Susie.
Solusi lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi rambut rontok yakni dengan menghindari menyisir terlalu sering, karena menyisir dapat menarik akar rambut sehingga menjadi lebih mudah lepas.
Selain itu, khusus untuk wanita, sebaiknya hindari penggunaan aksesori rambut, salah satunya ikat rambut. Pasalnya, rambut yang dikuncir akan menarik akar rambut dan meningkatkan risiko untuk kerontokan rambut.
Baca Juga: Rambut Rontok Usai Sembuh Covid-19? Berikut Penjelasan dan Saran Dokter
Lebih lanjut Susie mengatakan, rambut rontok termasuk masalah yang bisa dialami orang-orang di masa pandemi ini. Kondisi yang bisa terjadi akibat penyakit Covid-19 itu sendiri, long Covid-19, ataupun akibat stres selama pandemi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Sosok Felicia Elizabeth yang Laporkan Owner Bake n Grind ke Polisi
-
Suami Clara Shinta Kerja Apa? Geger Pisah Rumah padahal Baru 2 Bulan Menikah
-
Wangi Parfum Good Vibes Seperti Apa? Ini 3 Rekomendasi yang Bikin Pede Dipakai Sehari-hari
-
Apa Itu Repacking? Diduga Modus Owner Bake n Grind Kelabui Pembeli dengan Klaim Gluten Free Palsu
-
5 Rekomendasi Parfum Pria untuk Tampil Maskulin dan Disukai Wanita
-
7 Rekomendasi Sunscreen untuk Kulit Bruntusan di Usia 40 Tahunan, Harga Mulai 30 Ribuan
-
Cancel Culture Dimulai? 4 Brand Ini Memutus Kontrak Jule Imbas Isu Selingkuhi Na Daehoon
-
Dari Mana Sumber Penghasilan Na Daehoon? Hidupi 3 Anak usai Isu Diselingkuhi Jule
-
Adu Kekayaan Purbaya vs Dedi Mulyadi, Ribut APBD Jabar Rp4,1 Triliun Ngendap di Bank
-
5 Rekomendasi Parfum Segar yang Tahan Lama Hingga 48 Jam, Cocok Buat Wanita Kantoran