Suara.com - Konflik dalam hubungan sudah kerap dialami oleh setiap orang. Dalam kondisi yang demikian, pasti hubungan menjadi tidak nyaman.
Tapi, sebenarnya komunikasi atau berbicara dari hati ke hati menjadi cara yang ampuh dalam mengatasi tiap masalah, begitu juga saat sedang mencari solusi terbaik.
Kurangnya komunikasi dalam hubungan bisa menjadi ancaman berbahaya. Ketika pasangan gagal dalam membangun komunikasi saat menghadapi konflik misalnya, ini akan berdampak pada keintiman hubungan. Bahkan, kurangnya komunikasi bisa meruntuhkan keharmonisan hubungan.
Mengutip dari Healthshots, ini empat dampak yang terjadi jika komunikasi dalam pasangan tidak baik dan bikin bertengkar.
Kurangnya rasa percaya
Dalam sebuah hubungan yang langgeng, kunci utamanya adalah rasa percaya pada pasangan. Namun ketika konflik terjadi dan kurangnya komunikasi, menghilang alias ghosting, ini akan membuat pasangan sulit membangun rasa kepercayaan dirinya. Sehingga konflik akan terus-menerus terjadi. Bahkan jalan terakhirnya bisa saja cerai atau putus.
Bisa membawa hubungan jadi negatif
Ketika pasangan sibuk bekerja di luar, kadang rasa stres bisa saja dibawa ke rumah. Bahkan ketika sulit membangun komunikasi yang intim, rasa stres bisa saja dialihkan pada pasangan, sehingga pasangan dianggap sebagai orang yang penuh beban. Pada akhirnya, hubungan negatif lah yang akan dibangun, bukan keharmonisan.
Bisa bikin trauma
Baca Juga: Terciduk Ngamar, Puluhan Pasangan Mesum Diangkut ke Polres Pandeglang
Ketika masalah dalam hubungan tak kunjung selesai, bahkan masalah tersebut berakhir dengan kekerasan fisik, dampaknya bisa bikin pasangan trauma. Dari peristiwa traumatis tersebut, ini akan mengubah seseorang. Tak hanya itu, ini bisa memengaruhi pola komunikasi terhadap orang lain selain pasangan, mulai dari keluarga hingga teman dekat.
Bisa mengubah pola perilaku yang tidak sehat
Kurangnya komunikasi yang rusak bisa mengubah pola perilaku seseorang, salah satunya perilaku yang tidak sehat. Ada dampak selanjutnya yang bisa saja terjadi, antara lain:
- Menyakiti atau melecehkan pasangannya dalam interaksi sehari-hari.
- Kritik terus-menerus terhadap kepribadian atau serangan yang menyakitkan.
- Bersikap defensif dalam argumen.
- Menolak untuk terbuka atau berbicara satu sama lain.
- Kesepian.
- Menciptakan perspektif negatif dari pasangan.
- Kurangnya keintiman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
5 Sepatu New Balance Diskon Akhir Tahun di Foot Locker, Potongan sampai 50%
-
7 Ide Tukar Kado Akhir Tahun Bareng Bestie, Budget di Bawah Rp30 Ribu
-
5 Rekomendasi Parfum Lokal Pria Aroma Hangat dan Maskulin, Bikin Percaya Diri Meningkat
-
Apa Tema Hari Ibu 2025? Ini Arti dan Makna Logonya Menurut KemenPPPA
-
7 Destinasi untuk Recharge & Reconnect di Akhir Tahun
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
-
7 Brand Sepatu Lokal Kualitas Premium, Bikin Tampilan Naik Kelas
-
Aturan Main Padel yang Wajib Diketahui, Olahraga Populer Sepanjang 2025
-
6 Skincare yang Harus Dihindari Kulit Berminyak, Pemicu Jerawat dan Komedo
-
8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue