Suara.com - Tanggal 4 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Binatang Sedunia. Di hari ini, masyarakat dunia diminta untuk lebih menyayangi hewan termasuk hewan langka. Salah satunya adalah dengan tidak mengganggu rumah mereka.
Koordinator Nasional Pantau Gambut Iola Abas mengatakan, banyak hewan yang rumahnya menyempit, bahkan hilang, dan kesulitan mendapat makan di alam liar.
"Kalau habitat mereka terjaga, rumah mereka aman-aman saja, mereka tidak akan masuk ke area pemukiman. Jika diibaratkan dengan manusia, mereka tergusur dari rumahnya. Satwa yang tergusur dan masuk ke perkampungan itu terkadang dianggap sebagai hama oleh sebagian masyarakat, hingga kemudian dibunuh."
"Selain karena perburuan liar, habitat satwa yang rusak itu juga berpengaruh besar terhadap jumlah satwa liar yang dilindungi yang terus berkurang. Padahal, mungkin mereka datang ke pemukiman hanya ingin minta tolong," kata Iola dikutip dari siaran tertulis, Senin (4/10/2021).
Banyak hal yang membuat habitat satwa itu hilang antara lain, deforestasi, alih fungsi hutan dan lahan gambut menjadi lahan perkebunan sawit skala besar, industri perhutanan.
Selain itu pertambangan atau pembangunan infrastruktur yang memerlukan pengeringan lahan gambut juga dapat menyebabkan kerusakan yang berakibat kebakaran hutan dan lahan gambut.
Padahal lahan gambut Indonesia memegang peran penting bagi dunia. Lahan gambut di Indonesia yang luasnya mencapai 15 juta hingga 20 juta hektar mampu menyimpan sekitar 53 hingga 60 miliar ton karbon.
Ini berarti Indonesia menjadi salah satu kawasan utama penyimpan karbon dunia. Kalau cadangan karbon yang tersimpan di tanah terlepas ke udara, maka karbon ini bisa menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Dikutip dari siaran pers, berikut lima hal yang bisa dilakukan oleh kita untuk menyelamatkan 35 spesies mamalia, 150 spesies burung, dan 34 spesies ikan, yang hidup di lahan gambut.
Baca Juga: Hewan Langka Mirip Babi dan Berkuku Panjang Ditemukan di Kantor DPRD Kabupaten Solok
1. Jangan beli dan pelihara satwa langka
Percaya atau tidak, angka perdagangan satwa liar terbilang tinggi di dunia. Posisinya berada di nomor empat, setelah perdagangan manusia, senjata, dan narkoba. Banyak orang beranggapan, satwa yang telah keluar dari habitatnya boleh ditangkap dan diperjual-belikan di kota.
Dr Herlina Agustin, seorang peneliti dari Universitas Padjadjaran mencontohkan, di Lampung sering terjadi penyelundupan burung liar. Burung tersebut kemudian dikirim ke kota-kota di Pulau Jawa, karena Jawa menjadi pusat penjualan satwa terbesar di Indonesia.
"Ketika satwa sudah dipelihara oleh manusia, proses rehabilitasinya akan sulit sekali. Perlu waktu bertahun-tahun untuk membuat satwa itu kembali berfungsi sesuai kodratnya di alam. Proses adaptasinya butuh waktu lama. Mereka yang sudah terbiasa diberi makan, harus mencari makanan sendiri saat hidup di alam lepas," kata Titin, sapaan akrab dosen Jurusan Jurnalistik ini.
Padahal menurutnya, satwa liar memiliki peran dan fungsi di alam yang tidak bisa tergantikan oleh manusia, bahkan mesin sekalipun. Misalnya, serangga. Jika serangga punah, maka penyerbukan tanaman akan terganggu.
Akibatnya, tidak ada hasil tanaman yang dapat dipanen. Lola menambahkan, perdagangan satwa langka juga merambah media sosial. Karena itu, ia berharap Anda berani melaporkan segala aktivitas perdagangan satwa langka kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
7 Lipstik Transferproof Warna Peach Untuk Make Up Natural Kulit Sawo Matang
-
5 Eye Cream dengan Kandungan Kafein, Atasi Mata Panda
-
10 Cushion Murah untuk Makeup Wisuda Sendiri, Flawless Tanpa MUA
-
Cari Physical Sunscreen yang Gak Bikin Wajah Abu-Abu? Ini 5 Pilihan Mulai Rp60 Ribuan
-
Berkaca dari Erupsi Semeru, Ini Tindakan yang Wajib Dilakukan saat Gunung Api Meletus
-
5 Rekomendasi Face Wash Gentle di Indomaret, Harga Murah Meriah
-
Benarkah Gunung Semeru Adalah Paku Pulau Jawa? Inilah Sejarah dan Legendanya
-
Apakah Keajaiban Sejarah Desa Majapahit di Mojokerto Akhirnya Terungkap?
-
Lipstik Waterproof yang Bagus Merek Apa? Berikut 5 Rekomendasinya
-
5 Rekomendasi Bedak di Indomaret yang Anti Dempul, Bikin Kulit Halus Natural