Suara.com - Manusia bisa mendengar berbagai bunyi-bunyian karena fungsi dari organ telinga. Begitu pula dengan hewan. Namun kemampuan mendengar manusia dengan hewan berbeda.
Tergantung besaran gelombang frekuensi yang dihasilkan sumber suara. Dalam ilmu fisika, jenis suara dibedakan menjadi tiga berdasarkan jumlah gelombang tersebut.
Dikutip dari Ruang Guru, berikut tiga jenis bunyi:
1. Bunyi Infrasonik
Manusia tidak bisa mendengar bunyi infrasonik. Namun, bagi beberapa hewan seperti anjing, gajah dan lumba-lumba, bunyi ini masih dapat mereka dengar. Jumlah frekuensi yang dihasilkan bunyi infrasonik kurang dari 20Hz (Heartz).
Itu sebabnya manusia tidak bisa mendengar karena batas frekuensi pendengaran manusia antara 20-20.000 Hz.
Bunyi infrasonik mampu merambat dari jarak yang sangat jauh. Selain itu, bunyinya juga mampu menembus hambatan tanpa mengurangi besaran frekuensi yang dihasilkan.
Kalau pun ada pengurangan besaran frekuensi, itu terjadi tidak terlalu signifikan. Maka dari itu, getaran gempa dan aktivitas gunung berapi dapat diketahui dengan menggunakan alat Seismograf.
2. Bunyi Audiosonik
Baca Juga: KPU Upayakan Minimalisir Surat Suara Tidak Sah Pada Pemilu 2024
Manusia bisa mendengar jenis bunyi audiosonik. Besar frekuensinya sama dengan kemampuan manusia, yakni antara 20 sampai 20.000 Hz. Bunyi apa pun yang bisa didengar melalui telinga manusia, maka itu termasuk bunyi audiosonik.
3. Bunyi Ultrasonik
Bunyi ultrasonik menghasilkan frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz (20 KHz). Berhubung frekuensinya yang terlalu besar, maka telinga manusia tidak dapat menangkapnya.
Sedangkan hewan seperti kelelawar, bisa mendengar bunyi tersebut. Bunyi ultrasonik sulit menembus hambatan dengan struktur padat atau keras. Sehingga bunyi tersebut hanya bisa dipantulkan.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan bunyi ultrasonik, khususnya untuk bidang kedokteran. Salah satunya bisa digunakan untuk mendiagnosa janin dalam kandungan lewat pemeriksaan USG (ultrasonografi).
USG merupakan teknik menampilkan gambaran dari kondisi bagian dalam tubuh. Proses pengambilan gambar itu menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
ISRF 2025 Dorong Transisi Padi Rendah Emisi Lewat Kemitraan Global
-
Wajib Tahu! Cara Sederhana Ciptakan Ruangan Mindful dengan Aroma Baru yang Bikin Nagih
-
5 Cara Agar Skincare Terserap Maksimal dan Kulit Tetap Lembap
-
7 Parfum Unisex Lokal Aroma Sabun yang Bisa Dipakai Bersama Pasangan
-
Teras Main Indonesia, Ruang Belajar Nilai Pancasila Lewat Permainan Tradisional
-
5 Bedak Padat dengan SPF Mulai Rp20 Ribuan, Bikin Kulit Tetap Cerah dan Terlindungi
-
Bye-Bye Kulit Sensitif! Rahasia Skincare Menenangkan yang Bikin Kulit Bernapas Lega
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan