Suara.com - Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, adat, dan agama. Dengan keberagaman itu, tidak heran jika masyarakat Indonesia memiliki banyak sekali tradisi, termasuk aliran kepercayaan lokal.
Sehingga, selain agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, masyarakat Indonesia juga mengenal aliran kepercayaan lokal.
Mengutip Ruang Guru, Rabu (1/12/2021), berikut ini tradisi aliran kepercayaan lokal Indonesia yang paling terkenal, dan masih eksis hingga kini.
1. Sunda Wiwitan
Sunda Wiwitan adalah kepercayaan yang telah dianut oleh sekelompok masyarakat Sunda sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan sebelum Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, ajaran Sunda Wiwitan sudah ada dan berkembang dalam masyarakat.
Pada era modern seperti sekarang, masyarakat Sunda Wiwitan bisa ditemukan di kawasan Kanekes - Banten, Kampung Naga - Cirebon, dan Cigugur - Kuningan.
Sunda Wiwitan memuja roh nenek moyang sebagai sosok yang disakralkan. Selain memuja nenek moyang, Sunda Wiwitan juga memiliki satu Tuhan yang kerap disebut dengan Sang Hyang Kersa. Dalam ajaran Sunda Wiwitan, Tuhan tetaplah satu, seperti ajaran umat Islam. Dalam perkembangannya, beberapa tradisi dari Sunda Wiwitan juga terpengaruh oleh unsur Hindu dan Islam.
2. Kejawen
Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jawa sejak lama. Masyarakat Jawa tetap menjalankan agama utama yang dianut, menjalankan perintah dan larangannya, namun tetap melaksanakan adat dan perilaku sebagai seorang pribumi Jawa yang taat dengan leluhur.
Penganut Kejawen selalu mengatakan bahwa kepercayaan mereka bukanlah agama, meski memiliki beberapa tradisi yang menjadi ciri khas sebuah agama.
Kepercayaan kejawen memiliki beberapa misi dalam ajarannya. Mereka harus melaksanakan empat hal wajib saat hidup, yaitu:
Baca Juga: Tradisi Pijat Bayi di Asia Selatan Berpotensi Mengurangi Risiko Kematian
- Seorang manusia Jawa harus bisa menjadi rahmat bagi dirinya sendirinya;
- Mereka juga harus bisa menjadi rahmat bagi keluarga;
- Manusia sebagai rahmat bagi sesama dan;
- Manusia sebagai rahmat bagi alam semesta.
3. Kaharingan
Kaharingan adalah salah satu kepercayaan asli Indonesia yang berasal dari Kalimantan, dan banyak dianut oleh warga Suku Dayak, bahkan sebelum agama-agama besar diakui oleh pemerintah.
Kaharingan percaya pada adanya entitas yang sering disebut dengan Ranying. Entitas itu bisa disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Meski masuk dalam cakupan agama Hindu, Kaharingan masih memiliki tradisi asli yang tidak bisa disamakan dengan agama lainnya, seperti tempat ibadah tersendiri yang dinamakan Balai Basarah.
4. Malim
Dari Kalimantan, kita berpindah ke pulau Sumatra. Malim merupakan agama asli dari Tanah Batak. Para pengikut aliran kepercayaan ini disebut sebagai Parugamo Malim, atau bisa disingkat Parmalim.
Jumlah mereka bisa dibilang sangat sedikit, bahkan banyak masyarakat Sumatra Utara, tempat agama ini berkembang, yang masih belum mengenal kepercayaan ini.
Penganut kepercayaan Malim meyakini bahwa Tanah Batak adalah tanah yang suci, meliputi sekitaran Danau Toba dan Pulau Samosir.
Mereka juga tetap percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta jagad raya. Namun, Tuhan dalam Malim ini adalah Debata Mulajadi Na Bolon, atau yang Maha Awal dan Maha Besar.
Selain itu, mereka mempercayai adanya dewa-dewa yang membantu Debata Mulajadi Na Bolon, seperti Debata Na Tolu, Si Boru Deakparujar, Nagapadohaniaji, dan Si Boru Saniang Naga.
5. Marapu
Kemudian ada Marapu, yaitu aliran kepercayaan lokal Indonesia yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Para penganut Marapu menerapkan keyakinannya dengan memuja arwah-arwah para leluhur.
Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur itu disebut Marapu, yang artinya "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan". Makanya, kepercayaan yang mereka anut juga disebut Marapu.
Salah satu desa yang warganya menganut kepercayaan ini ada di Kampung Tarung, Waikabubak.
Contohnya, Kampung Tarung masih mempertahankan kebudayaan para leluhur dari bangunan arsitektur rumahnya. Sehingga tidak heran jika warga di sana juga masih meyakini kepercayaan leluhur mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Cium Wanginya, Auto Kangen Putih Abu-abu: 7 Parfum Jadul Legendaris Ini
-
Makna Nama Alif Dalam Bahasa Arab, Panggilan Ruben Onsu di Tanah Suci yang Bikin Haru
-
7 Rekomendasi Skincare Aman untuk Anak 10 Tahun, Bikin Kulit Sehat dan Terawat
-
Ameena Pindah ke Sekolah Elite? Biaya SPP-nya Bisa Tembus Belasan Juta Rupiah
-
Seberapa Kaya Rahayu Saraswati? Keponakan Prabowo Resmi Mundur dari DPR
-
Mengenal Apa Itu Mental Pengemis, Disebut Yudo Anak Menkeu sebagai Ciri Orang Miskin
-
Art Jakarta 2025 Siap Berpameran di JIExpo Awal Oktober 2025
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
Viral di Medsos, Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Pakai Aplikasi Apa?
-
5 Rekomendasi Hand Body Lotion Marina: Wangi, Murah, dan Bikin Kulit Cerah