Suara.com - Berbagai produk pangan kekinian terus bermunculan dan turut memengaruhi tren makanan dan minuman di kalangan remaja.
Hal tersebut membuat Kementerian Kesehatan khawatir karena cemilan kekinian umumnya tidak sesuai dengan standar gizi seimbang, bahkan kerap dibuat dengan kadar gula, garam, dan lemak (GGL) yang tinggi.
Direktur dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes dr. Imran Agus Nurali mengatakan, remaja boleh saja sesekali mengonsumsi makanan dan minuman kekinian tersebut.
Namun, kelompok muda juga harus dibekali informasi mengenai manfaat gizi seimbang.
"Yang penting tahu informasi makanan tinggi gula dan sebagainya dampaknya terhadap kesehatan, sehingga dia akan memilih. Mungkin sesekali boleh dia merasakan, tapi cukup merasakan sekali setelah itu dia harus mengatur maksimal berapa kalori gula yang dibutuhkan," tutur dokter Imran saat webinar kampanye #KerenDimakan dari World Food Programme, Selasa (7/12/2021).
Dokter Imran mengingatkan, sejak remaja pun jangan sampai terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula. Sebab, dampaknya akan terbawa hingga dewasa menjadi rentan terkena penyakit diabetes.
"Sehingga remaja juga harus tahu makanan yang mungkin kekinian tapi juga rendah gula. Informasi-informasi yang harus diberitahu itu dikampanyekan juga," ucapnya.
Remaja yang memahami informasi nilai gizi menjadi salah satu strategi pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, imbuh dokter Imran.
Terlebih pada periode 2030-2035, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, di mana lebih dari 70 persen penduduk berusia produktif antara 15-65 tahun.
Baca Juga: 7 Ide Usaha Rumahan Makanan Kekinian Modal Sederhana Untung Berlipat Ganda
Oleh sebab itu, anak-anak yang saat ini masih berusia remaja perlu diedukasi tentang informasi gizi seimbang agar kesehatannya lebih baik di masa depan.
"Hasil Riskesda 2018 kita ketahui remaja yang mengalami anemia dan gizi lebih meningkat dibandingkan Riskesdas tahun 2013. Begitu juga lebih dari 95 persen remaja kita masih kurang mengonsumsi makan sayur."
"Ini yang berdampak mempunyai penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
4 Air Rebusan Obat Ginjal, Cara Alami Bikin Tetap Sehat dan Bebas Penyakit!
-
5 Aroma Parfum Pria yang Menjamin Kesan Maskulin dan Berkelas
-
5 Rekomendasi Lipstik Hanasui Terbaik yang Nyaman Dipakai Sehari-hari
-
5 Aroma Parfum Wanita yang Memikat: Temukan Wangi Favoritmu!
-
Wangian Memukau Seharian? Ini Dia 5 Parfum Wanita Segar Tahan Lama yang Wajib Kamu Punya!
-
Benarkah Main HP Saat BAB Bisa Picu Ambeien? Ini Peringatan Ahli!
-
Awas Ketagihan Lari! Ini Dia 5 Sepatu Lari Lokal Paling Kece buat Pemula 2025
-
Lari Makin Asyik, Dompet Tetap Tenang: 5 Sepatu Lari Pria Rp 100 Ribuan yang Wajib Dilirik!
-
Cara Bikin Miniatur Action Figure dari Foto Pakai Gemini AI yang Lagi Viral
-
5 Rekomendasi Sepatu Untuk Traveling, Empuk dan Nyaman Dipakai Jalan Jauh