Suara.com - Pakar keuangan Agustina Fitria membagikan istilah financial suicide. Financial suicide sendiri berarti kejatuhan finansial yang dapat menggagalkan resolusi keuangan.
Perempuan yang berprofesi sebagai Financial Planner Head One Shildt Financial Planning mengatakan, financial suicide terjadi disebabkan karena adanya defisit keuangan, yang bisa berasal dari internal maupun eksternal.
Internal bisa dari gaya hidup dan eksternal bisa disebabkan bencana, kecelakan hingga peristiwa di luar kendali lainnya berdampak pada keuangan.
Untuk mencegahnya, berikut tips mencapai resolusi finansial berupa kebebasan finansial atau kebebasan keuangan di 2022, sekaligus mengantisipasi financial suicide ala Agustina, mengutip siaran pers Allianz, Selasa (11/1/2022).
1. Membuat Anggaran
Penyusunan anggaran bergantung dengan target yang ingin dicapai serta memperhatikan pendapatan, pengeluaran, dan investasi.
Saat ini ada banyak aplikasi gratis di smartphone yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran atau perencanaan keuangan dengan mudah.
2. Menghemat Pengeluaran dan Bayar Hutang
Salah satu cara menghemat adalah dengan mulai menyisihkan sebagian gaji setiap bulan untuk setiap pos keuangan. Akan lebih baik, bila menyisihkan gaji dilakukan setelah uang diterima.
Penghematan pengeluaran bisa dilakukan dengan cara mengurangi kegiatan nongkrong, membawa bekal dari rumah, memanfaatkan promo, hingga menggunakan aplikasi khusus agar transfer uang antar bank tetap gratis, dan lain-lain.
Terutama bagi milenial usia 30 tahunan yang mempunyai hutang besar, menghemat dapat membantu selain membuat perencanaan untuk mengurangi utang.
Baca Juga: 5 Prinsip Ini Wajib Dimiliki ketika Menjalin Hubungan
Membayar utang adalah prioritas, bila perlu harus mengorbankan pengeluaran lainnya agar bisa mengurangi tagihan.
3. Mulai Berinvestasi
Bersamaan dengan menyisihkan gaji, kamu juga harus membuat resolusi keuangan berupa investasi. Jangan hanya mengandalkan tabungan untuk investasi karena bunganya lebih kecil dibandingkan inflasi tahunan.
Bagi pemula, mulailah investasi di produk yang rendah risiko, seperti obligasi, reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap.
Seiring waktu berjalan, pelajari profil masing-masing portofolio investasi agar bisa naik kelas yang berisiko lebih tinggi.
4. Evaluasi Pilihan Asuransi
Bagi yang sudah memiliki asuransi, cek kembali apakah produk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa sudah sesuai kebutuhanmu atau belum.
Dengan memiliki asuransi, bisa meminimalisir pengeluaran yang tak terduga akibat peristiwa buruk yang mungkin terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
5 Rekomendasi Sepatu Badminton Pria Murah Meriah, Dijamin Anti Cidera
-
5 Ide Kado Hari Guru TK yang Bikin Hati Meleleh, Lebih dari Sekedar Barang!
-
5 Sepatu Lari New Balance Terlaris di Shopee yang Wajib Dibeli: Model Stylish, Performa Oke
-
5 Rekomendasi Parfum Lokal Non Alkohol: Wangi Awet, Salat Tetap Sah
-
TES KEPRIBADIAN: Kamu Alfa, Beta, Omega, atau Sigma?
-
5 Rekomendasi Lipstik Velvet di Bawah Rp50 Ribu: Nyaman dan Mampu Menutupi Bibir Hitam
-
Perpaduan Gaya: Filosofi Jepang dan Spirit Bandung dalam Budaya Sneakers
-
Biodata dan Agama Fina Phillipe, Atlet BJJ Wakili Indonesia di Acara Physical Asia
-
5 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Freezer Besar Tanpa Bunga Es
-
Panduan Lengkap Menulis Surat Lamaran Kerja yang Benar dan Menarik HRD