Suara.com - Agar bisa lebih berkomitmen dalam resolusi finansial 2022, masyarakat perlu tahu lebih dulu mengenai adanya risiko financial suicide.
Finansial suicide sendiri istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejatuhan finansial. Hal ini wajib dihindari dengan cara mengurangi kebiasaan lama dan berkomitmen menentukan pilihan finansial yang sehat.
Agustina Fitria, Financial Planner Head Oneshildt Financial Planning mengatakan, kejatuhan finansial merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami defisit keuangan secara terus-menerus yang tak kunjung diperbaiki.
"Defisit keuangan ini bisa berasal dari faktor internal, yaitu kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup, serta bisa juga berasal dari faktor eksternal seperti bencana atau peristiwa di luar kendali seseorang yang berdampak besar terhadap keuangan,” ujar Agustina, mengutip siaran pers Allianz, Selasa (11/1/2022).
Agustina menambahkan, financial suicide bisa disebabkan faktor internal dan ekstrenal. Faktor internal biasanya berhubungan dengan gaya hidup, memiliki hutang konsumtif, tidak menyusun tujuan keuangan, hingga kebiasaan tidak mencatat pemasukan dan pengeluaran.
Ada juga kebiasaan ‘gali lubang tutup lubang’, hingga tidak mempersiapkan dana pensiun, serta tidak memiliki asuransi.
Padahal menurut Agustina, faktor internal ini bisa diperbaiki dan bisa diantisipasi. Berbeda dengan faktor eksternal yang sulit untuk dicegah, karena datangnya kerap tidak terduga.
Faktor eksternal financial suicide bisa berupa jatuh sakit tutup usia, kebakaran, kecelakaan, dan sebagainya.
Karena datangnya tidak terduga, faktor eksternal financial suicide ini diperlukannya asuransi untuk melindungi diri dan keluarga dengan asuransi sesuai kebutuhan.
Baca Juga: 4 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Tidak Punya Uang, Nomor 4 Harus Dipertimbangkan Matang!
Seperti misalnya, asuransi jiwa untuk pencari nafkah, asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga, dan asuransi kendaraan untuk mobil, serta asuransi kerugian untuk rumah.
Sebelum memilih asuransi, Agustina mengatakan perlu dipahami bahwa ada konsep transfer risiko (transfer risk) di mana perlindungan diberikan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomi dari nasabah atau tertanggung kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko.
"Seluruh jenis asuransi, baik kesehatan, jiwa maupun umum, memiliki peran yang sama pentingnya untuk mendukung stabilitas finansial keluarga dan menghindari kejatuhan finansial," timpal Karin Zulkarnaen Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
7 Rekomendasi Parfum Murah dengan Wangi Mewah, Tercium dari Jarak Jauh
-
5 Aroma Parfum yang Bikin Emak-Emak Arisan Auto Wangi Sepanjang Hari!
-
6 Pilihan Bedak Tabur yang Bikin Glowing Tahan Lama, Harga Terjangkau!
-
5 Sepatu Lari Lokal Pilihan untuk Daily Runmu!
-
5 Sepatu Running Harga Rp100 Ribuan: Lari Nyaman, Dompet Tetap Aman
-
Kesehatan Generasi Muda Terancam Dampak Buruk Boba dan Kopi Kekinian
-
Rahasia Koleksi Perhiasan Terbaru Happy Salma Terungkap!
-
5 Skincare Pencerah Wajah dalam 7 Hari yang Terdaftar BPOM, Murah, dan Aman
-
Apakah September Ada? Ini Cara Cek BSU BPJS Ketenagakerjaan Biar Siap Cair
-
Terpopuler: Jam Tangan hingga Cara Healing Unik Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa