Suara.com - Pada 11 April 2022 kemarin, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa di depan gedung DPR RI. Mereka menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia dan mengingatkan pada masa reformasi Indonesia 1998 silam.
Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.
Mengutip Ruang Guru, Selasa (12/4/2022) masa reformasi Indonesia saat itu terjadi karena kurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia kepada pemerintah.
Penyebab Reformasi 1998
Kepercayaan terhadap pemerintah saat itu berkurang karena pemerintah tidak memihak pada kepentingan rakyat. Apalagi pemerintah saat itu banyak dikuasai tentara, sehingga tidak ada demokrasi saat memerintah.
Ditambah perekonomian Indonesia semakin terpuruk dengan adanya KKN yakni kolusi, korupsi dan nepotisme.
Lantaran demokrasi yang sudah redup, akhirnya membawa Indonesia mengalami reformasi pada tahun 1998 yang dipelopori oleh mahasiswa.
Ada 3 hal yang dituntut pada reformasi tahun 1998, yaitu berantas KKN, turunkan Soeharto dari kursi pemerintahan, dan hapuskan dwifungsi ABRI.
Puncak Reformasi 1998
Puncak Reformasi 1998 terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Pada puncak reformasi ini terjadi bentrok antara aparat keamanan dan para demonstran, yang menyebabkan empat orang mahasiswa tertembak.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Heri Hartanto, Hendrawan Sie, dan Hafidhin Royan.
Baca Juga: Puan Yakin Ricuh Saat Demo Di Gedung DPR Bukan Dipicu Mahasiswa: Kejar Dan Proses Hukum Pelaku!
Tokoh lainnya yang berperan besar dalam peristiwa reformasi ini adalah Amien Rais yang membongkar kebobrokan sistem pengelolaan PT Freeport, Papua, yang dianggap merugikan negara.
Keadaan ini memicu kembali gelombang demonstrasi yang lebih besar pada tanggal 13-14 Mei 1998. Terjadi banyak perusakan pertokoan, rumah, perkantoran, dan kendaraan milik warga etnis Tionghoa.
Para demonstran juga menduduki Gedung DPR dan terdapat banyak desakan supaya Presiden Soeharto lengser dari jabatannya.
Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto meletakkan jabatannya di Istana Negara dan menunjuk wakilnya, B.J.Habibie, untuk menggantikan posisinya sebagai Presiden RI.
Dengan lengsernya Soeharto dan majunya B.J.Habibie sebagai presiden, maka lahir pula masa reformasi di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak BPOM untuk Mencerahkan Wajah, Bikin Makeup Glowing dan Tahan Lama
-
Promo Superindo Hari Ini: Katalog JSM 11 Oktober 2025, Belanja Minyak Lebih Murah
-
Urutan Pangkat Polisi dan Gajinya, Lengkap Tamtama hingga Perwira Tinggi
-
Ramalan Zodiak 11 Oktober 2025: Capricorn Diguyur Cuan, Sagitarius Perlu Jaga Lisan
-
Mitos Lari yang Bikin Kamu Ragu? Daniel Mananta dan Dokter Tirta Bongkar Kebenarannya!
-
Terpopuler: Amanda Manopo Menikah Berapa Kali? Viral Pernikahan Gadis dengan Kakek 74 Tahun
-
Tren Keberlanjutan Merambah Dunia Ritel: Jakarta Premium Outlets Hadirkan For A Better Tomorrow
-
Ramalan 5 Shio Paling Hoki 11 November 2025, Catat Pesan Langit Ini!
-
Ramalan Zodiak 11 November: Aries Waspada Godaan Belanja Impulsif, Gemini Hindari Ambil Utang
-
Nina Nugroho Rayakan Kekuatan Perempuan Lewat Koleksi Silent Fire