Suara.com - Karya busana modest dari desainer Hannie Hananto berhasil mencuri perhatian penikmat fesyen tanah air. Saat tampil di Muslim Fashion Festival+ atau MUFFEST+ 2022, Hannie seolah-olah menyentil isu sosial seperti kelangkaan minyak goreng hingga harga kebutuhan pokok sembako yang tengah merangkak naik.
Sebagai desainer, Hannie kerap membawa isu hangat yang jadi kegelisahan di masyarakat lewat karya-karya desainnya, seperti saat tampil di MUFFEST+ 2022 yang memamerkan koleksi bertajuk PASAR.
Koleksi yang terdiri dari 8 looks ini ditampilkan saat penutupan MUFFEST+ 2022 di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta, 23 April 2022.
Saat peragaam hendak dimulai, tiba-tiba saja terdengar keriuhan suara seperti di pasar, ada tawar menawar hingga keributan antarpembeli.
"Ide inspirasinya berasal dari masalah yang dihadapi ibu-ibu setiap hari, harga barang yang merangkak naik, terutama minyak goreng dan tak pernah turun. Ada juga inspirasi bahan-bahan makanan di seputaran pasar untuk masak setiap hari," ujar Hannie kepada Suara.com (25/4/2022).
Potret warna-warni sayur mayur dan aneka barang pokok juga jadi inspirasi koleksi Hannie kali, seperti hijau sayuran, kuning minyak goreng, oranye wortel, kemasan mi instan di toko atau di pasar mendominasi koleksinya.
Sehingga tidak aneh dalam koleksi mi instan, dilengkapi dengan aksesoris di leher yang ditampilkan selaiknya mi di dalam piring.
Untuk konsep desain motif dan pewarnaan busana ready to wear ini, menggunakan teknik printing digambar dan disketsakan langsung oleh Hannie.
Menggunakan bahan katun yang bisa tetap nyaman di tubuh, serta menggunakan cutting oversize. Terdiri dari outer hingga dress yang dijual dalam satu set busana.
Baca Juga: Kebakaran Pasar Gembrong, Dinsos Jaktim Dirikan Tiga Tenda Pengungsian
Tapi menurut Hannie, ada satu yang busana yang jadi perhatian dan istimewa yaitu tunik berwarna hijau yang terinspirasi dari sayuran, cabe, brokoli, sawi dan ikan.
Ini karena secara khusus Hannie perlu membuat detail sayuran di belakang tuniknya. Ia juga mengatakan tunik tersebut tidak dijual untuk ready to wear.
"Tapi ada yang nggak untuk dijual biasanya ada aja customer yang memaksa membeli seperti ini (tunik hijau). Ini karena cukup sulit jika dibuat detailnya satu per satu untuk ready to wear," ungkapnya.
Sehingga tunik hijau ini dijual dengan harga khusus untuk collector fashion. Sedangkan sisanya set tunik dan dress dibandrol kisaran harga Rp1 juta-an.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
6 Rekomendasi Bedak Bayi Terbaik untuk Atasi Biang Keringat: Aman, Lembut dan Ampuh
-
Seblak: Jajanan Indonesia yang Mendapatkan Popularitas di Thailand
-
Kesempatan Emas, Beasiswa Penuh untuk Calon Guru dengan Standar Internasional
-
5 Sunscreen dengan Efek Tone Up untuk Usia 40-an, Wajah Bercahaya Tanpa Flek Hitam
-
Jelajahi Masa Depan Desain Rumah: Semua Solusi Interior dan Furnitur dalam Satu Pameran
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Archipelago Black Box Battle ke-15: Chef dan F&B Service Jawa Timur dan Jawa Tengah Adu Kreativitas
-
Laut Indonesia Darurat! Komunitas ORCA Serukan Kolaborasi Global Selamatkan Masa Depan Maritim
-
New Balance 530 Ori Harganya Berapa? Begini Cara Membedakan yang Asli dan KW
-
Dikit Tapi Bikin Pusing, Menebak Cara Ahmad Assegaf Bayar Rp100 ke Tasya Farasya: Cash atau Transfer