Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berpesan kepada pengelola lokasi wisata untuk ikut berperan dalam upaya mencegah wabah hepatitis akut yang banyak menginfeksi anak-anak.
Menteri Sandi meminta agar pengelola wisata memperketat protokol kesehatan dan memastikan tempat cuci tangan berfungsi dengan baik.
"Karena itu destinasi wisata kencangkan lagi tempat cuci tangan karena (virus) dari tangan ke mulut bisa sebabkan penularan. Pastikan wastafel berfungsi sehingga bisa eliminasi, mengurangi penularan dari hepatitis," pesan Menteri Sandi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/5/2022).
Dibahas pula dalam sidang kabinet, Menteri Sandi mengatakan saat ini pemerintah dan masyarakat sama-sama perlu mewaspadai penularan penyakit tersebut terutama menjelang libur sekolah pada Juni-Juli mendatang.
Menteri Sandi mengatakan pihaknya juga telah mengantisipasi kepadatan lokasi wisata seperti saat lebaran lalu.
Oleh sebab itu, penerapan protokol kesehatan tetap penting dilakukan, bukan hanya untuk mencegah Covid-19 tapi juga penyakit lain seperti hepatitis akut tersebut.
"Untuk liburan akan kita pastikan prokes dilakukan dengan baik, bagaimana kita juga memastikan penyelenggaran wisata aman, bersih, sehat, dan lestari lingkungan tetap terjaga," ujarnya.
Sementara itu terkait perkembangan kasus hepatitis akut tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengungkap hingga saat ini telah ada 15 kasus suspek di Indonesia. Ia mengatakan bahwa pemerintah akan terus melakukan proses investigasi.
"Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari ANTARA, Senin, (9/5/2022).
Baca Juga: Menkes: 15 Suspek Hepatitis Akut Dilaporkan di Indonesia
Menkes Budi mengatakan tiga suspek hepatitis akut di Indonesia di laporkan empat hari usai pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 April 2022.
Pada 27 April 2022, Indonesia menindaklanjuti pernyataan KLB dengan membuat Surat Edaran agar semua rumah sakit dan Dinas Kesehatan di setiap daerah melakukan pengawasan kasus tersebut.
Baru-baru ini, Menkes Budi juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris terkait situasi tersebut.
Disimpulkan, belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan hepatitis akut yang banyak menimpa anak di bawah usia 16 tahun itu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Pinkfong Baby Shark Run 2025 Hyundai dan Dipha Barus: Lebih 1.600 Orang Tua dan Anak Berpartisipasi
-
Apakah Malam Perlu Pakai Sunscreen? Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Banyak Orang
-
5 Rekomendasi Stroller Bayi Lipat Under Rp250 Ribuan, Cocok Dibawa saat Motoran
-
Promo Superindo Hari Ini: Cek Katalog Super Hemat 26 November 2025 Beras hingga Daging
-
Apakah Boleh Pakai Toner Eksfoliasi Setiap Hari?
-
Indomaret Jual Bedak Apa Saja? Ini 5 Rekomendasi yang Murah dan Bagus
-
6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
-
5 Sepatu Lokal Multifungsi, Nyaman Dipakai Lari dan Berbagai Aktivitas Mulai Rp200 Ribuan
-
7 Sunscreen Vitamin C untuk Samarkan Noda Hitam, Bikin Kulit Cerah Maksimal
-
Kisah Perempuan Tambakrejo Bangun Ketangguhan Pesisir Lewat Olahan Mangrove