Suara.com - Aktivis lingkungan sekaligus Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager, Galih Donikara, ungkap konsep Adopsi Gunung untuk membuat gunung bebas sampah akibat 'jejak' pendaki gunung.
Beberapa waktu lalu di Jakarta, lelaki yang akrab disapa Kang Galih ini bercerita konsep Adopsi Gunung berhasil diterapkan di Gunung Kembang, Wonosobo, Jawa Tengah.
Adopsi gunung adalah cara baru dan wajib bagi pendaki gunung untuk meminimalisir sampah dan jejak kotoran yang dibawa dan ditinggalkan di atas gunung, tujuannya menciptakan zero waste mountain atau gunung tanpa sampah.
Berikut ini fakta menarik program adopsi gunung bebas sampah di Gunung Kembang yang berhasil dirangkum suara.com.
1. Tidak Membawa Kemasan Makan Minum Plastik
Biasanya, pendaki gunung menyiapkan aneka perbekalan makanan dengan bungkusan plastik seperti mi instan, air mineral, camilan, hingga alat kebersihan seperti tisu basah dan tisu kering.
Nah, kali ini, pendaki yang ingin mendaki gunung yang sudah masuk dalam program Adopsi Gunung ini, wajib taat peraturan untuk tidak membawa kemasan makanan saat mendaki.
Sebagai gantinya pihak pengelola di posko pendaftaran akan meminjamkan dan menyewakan wadah makanan seperti nesting atau kotak makanan, sebagai wadah perbekalan.
"Satu boka itu bisa isi tiga mi, ada 3 jenis botol wadah air mineral, energen hingga kopi, bisa disimpan di wadah itu," jelas Kang Galih kepada awak media beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Bisa Picu Tsunami, BRIN Imbau Masyarakat Waspada
Termasuk jika pendaki ada yang merokok, maka di pintu pendaftaran wajib memberitahu jumlah rokok yang dibawanya, selanjutnya, saat turun puntung rokok akan dihitung bersamaan dengan mengembalikan nesting atau wadah makanan ke posko.
"Jadi wadah puntung rokok kita menggunakan botol beling kecil yang diikat, jadi setiap habis merokok puntungnya dimasukkan ke sana," jelas Kang Galih.
2. Bersihkan Kotoran Manusia Tanpa Tisu
Tidak hanya persoalan makan dan minum, persoalan kotoran manusia sekalipun seperti tinja dan air kecing juga mulai dipikirkan pengelola.
Meski belum sempurna, dan beberapa masih harus menggunakan 'toilet alam', tapi pembersihannya harus menggunakan kain lap, dan tidak boleh tisu basah maupun kering.
Ke depan, Kang Galih bersama komunitas pengelola Gunung Kembang akan membuat toilet di puncak gunung, sehingga pendaki lebih nyaman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
4 Fakta Mengejutkan Macan Tutul di Hotel Bandung, Evakuasi Berlangsung Dramatis
-
Terpopuler: Sosok Pengasuh Ponpes Al Khoziny Disorot, Yai Mim Ternyata Kaya Raya Pernah Haji 9 Kali
-
Pengertian Stateless, Status Resmi Riza Chalid dan Jurist Tan Imbas Paspor Dicabut
-
Ramalan Zodiak 7 Oktober: Gemini Waspada Teman Utang Tapi Gak Balik, Libra Akan Bertemu Orang Lama
-
Kalender Jawa 7 Oktober 2025 Selasa Pahing dan Weton Sial Menurut Primbon Jawa
-
3 Jam Tangan Mewah Deddy Corbuzier, Dulu Koleksi Harga Miliaran Kini Pilih yang Murah Meriah
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang