Suara.com - Artis Jennifer Jill kerap tak sungkan membicarakan tentang hubungan seksual di media sosial (medsos). Ia juga mengajak pengikutnya di medsos agar tak perlu ragu berbicara tentang seks bersama pasangan.
"Kita juga harus mengarahkan suami atau pasangan kita di mana posisi (seks) yang enak atau maunya gimana. Please talk about it, gak ada yang tabu. Lu boleh berbicara," ujarnya dikutip dari Instagram story pada akunnya.
Pembicaraan mengenai seks memang bukan hal lumrah bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang kental dengan budaya timur. Terlebih bila topik tersebut dibicarakan oleh perempuan di ruang publik pula, seperti media sosial.
Tapi ternyata hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga secara global.
Akademisi kesehatan seksual dan seksolog dari Kanada Vijay Ramanathan mengatakan bahwa dalam banyak budaya, seks masih dianggap tabu. Sekalipun membicarakan itu dengan dokter umum.
"Apa yang terjadi di ranah pribadi bukanlah sesuatu yang dibicarakan atau diungkapkan di depan orang lain," kata Dr Ramanathan dikutip dari abc.net.
Seksolog di Australia Kassandra Mourikis juga menambahkan bahwa pendidikan seks yang tidak bagus selama di sekolah juga berperan sebabkan pembicaraan tentang seks jadi tabu. Selain di sekolah, seks juga bisa dipelajari dari keluarga.
"Anda diberi tahu oleh apa yang Anda lihat dalam dinamika keluarga. Bagaimana orang tua Anda memberi contoh keintiman, apakah mereka memiliki kasih sayang fisik, dan apakah mereka memiliki banyak rasa malu seputar seks," kata Mourikis.
Apabila orang tua pun masih sungkan berikan edukasi seks atau menunjukan keintiman di depan anggota keluarga lain, kemungkinan pembicaraan mengenai seks juga akan dianggap tabu oleh anaknya.
Baca Juga: Seks, Salah Satu Pemicu Bunuh Diri
Menurut Mourikis, hal itu bisa terjadi secara turun menurun. Karena orang tua juga bisa jadi tidak mendapatkan edukasi seks dari ibu dan ayahnya sebelumnya.
"Tidak adanya percakapan terbuka yang sangat jelas tentang seks dengan orang tua Anda (terjadi) karena mereka tidak mendapatkan pendidikan itu, mereka tidak pernah belajar bagaimana mengajar anak-anak mereka atau memiliki hubungan yang baik dengan seks itu sendiri," kata Mourikis.
Tanpa informasi yang tepat, hal itu memungkinkan mitos dan pandangan negatif jadi berkembang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
7 Bedak Padat Ringan untuk Usia 40 Tahun ke Atas yang Bikin Kulit Sehat
-
8 Rekomendasi Sepatu Terbaik untuk Pekerja Aktif dari Merek Lokal hingga Luar
-
4 Foundation dengan Formula Anti Aging, Cocok Dipakai Usia 40 Tahun ke Atas
-
7 Body Lotion untuk Memutihkan di Indomaret, Harga Murah Meriah
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari yang Empuk dan Ringan untuk Pemula
-
Link Download Logo Hari Guru Nasional 2025 Kemendikdasmen, Versi Berwarna dan Hitam-Putih
-
5 Rekomendasi Warna Lipstik untuk Bibir Pucat agar Tampak Lebih Segar
-
Promo Superindo Hari Ini: Katalog Diskon Terbaru 14-16 November 2025 Minyak hingga Popok
-
Beda Silsilah Keluarga Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi, Siapa Pantas Jadi Raja Solo?
-
Tema dan Link Download Logo Hari Guru Nasional 2025 Versi Kemenag: Format PNG, JPG dan PDF