Suara.com - Baru-baru ini, istilah medical gaslighting banyak digunakan di media sosial ketika seseorang yang meminta bantuan pada pihak kesehatan professional justru disudutkan. Tentu saja jika ini terjadi, pasien mungkin akan merasa trauma dan penyedia layanan kesehatan mendapatkan citra yang buruk.
Apa itu medical gaslighting?
Dilansir dari laman Insider,medical gashlighting adalah kondisi di mana seorang petugas kesehatan mengabaikan kekhawatiran atau gejala yang dialami pasien dan memilih untuk menyalahkan faktor psikologis.
Seseorang yang datang ke dokter pada dasarnya berharap untuk mendapatkan kenyamanan, didengar, dan mendapatkan perawatan sesuai keluhan mereka. Namun sayangnya, itu bisa saja justru sebaliknya.
Permasalahan ini kerap kali terjadi pada kalangan terpinggirkan, termasuk perempuan. Pembahasan medical gaslighting banyak yang mengarah pada masalah reproduksi dan obesitas.
Tidak hanya berakibat pada salah diagnosis, medical gaslighting juga mungkin mempengaruhi kondisi emosional pasien.
Berikut ciri-ciri medical gaslighting, jika Anda mengalaminya jangan ragu untuk coba melawan atau ajak dokter tersebut berdiskusi.
1. Memotong pembicaraan
Baca Juga: Benarkah Berhubungan Intim saat Hamil Bisa Bikin Sakit dan Tidak Aman? Simak Penjelasan Dokter Boyke
Tanda-tanda medical gaslighting yang paling terlihat adalah ketika seorang dokter menyela Anda selama menyampaikan keluhan. Hal ini akan membuat Anda kesulitan menyampaikan maksud Anda mencari perawatan di sana.
Dr Alyssa Burgart, seorang ahli etika dokter di Stanford Center for Biomedical Ethics Stanford University menjelaskan bahwa seorang dokter yang menyela pasien juga menandakan bahwa waktu mereka lebih berharga daripada menangani pasien.
2. Menyalahkan perasaan pasien
Ketika seorang dokter meragukan keluhan pasiennya atau menganggapnya sebagai aduan yang mengada-ada saja, ini berarti bahwa mereka telah melakukan medical gaslighting.
Hal ini salah satunya paling umum menimpa wanita yang tengah mengeluhkan tentang kondisi reproduksinya. Seorang penyedia layanan kesehatan yang menyalahkan kondisi mental alih-alih melakukan pengujian lebih lanjut pada kondisi fisik sering kali melakukan hal tersebut.
3. Enggan mendiskusikan gejala lebih lanjut
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
5 Sepatu dengan Desain Klasik dan Timeless, Nyaman Maksimal untuk Jalan Kaki
-
5 Bentuk Kacamata yang Cocok untuk Wajah Bulat, Bikin Lebih Tirus dan Tegas
-
Cuma Rp25 Ribuan, 7 Pilihan Lipstik Purbasari untuk Usia 40 Tahun dengan Kulit Sawo Matang
-
Pure Paw Paw untuk Apa Saja? Lebih dari Sekadar Pelembap Bibir, Ini 7 Manfaat Ajaibnya
-
6 Produk Anti Aging Sariayu agar Kulit Kencang dan Cerah, Cocok untuk 40 Tahun ke Atas
-
Urutan 12 Zodiak Paling Rawan Selingkuh, Siapa yang Hobi Permainkan Hati?
-
Apakah Tinted Sunscreen Bisa Memudarkan Flek Hitam? Cek 5 Pilihan yang Murah dan Bagus
-
Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota Termuda dan Muslim Pertama dalam Sejarah New York
-
5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun