Suara.com - Tepat tanggal 26 Desember, pada 2004 lalu Aceh dihantam oleh tsunami setelah alami gempa berkekuatan 9,3 skala richter (SR). Peristiwa tersebut jadi sejarah kelam bagi Indonesia, khususnya masyarakat Aceh sebab banyaknya korban jiwa.
Untuk memperingati peristiwa tersebut, dibuatlah Museum Tsunami yang terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang Padang kota Banda Aceh.
Bangunan satu ini diperuntukkan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Selain itu, mengutip situs resmi Museum Tsunami, tempat satu ini juga memiliki berbagai fakta-fakta menarik di dalamnya di antaranya sebagai berikut.
1. Sejarah berdiri
Museum Tsunami Aceh ini diresmikan pada Februari 2008. Pendirian museum ini untuk mengenang gempa bumi dan mengakibatkan tsunami yang meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh,
2. Menjadi pusat pendidikan
Selain mengenang para korban jiwa tsunami Aceh 2004, museum ini juga dijadikan pusat pendidikan. Dikatakan, Museum Tsunami Aceh ini menjadi pusat pendidikan serta evakuasi bagi masyarakat sekitar jika suatu saat bencana tsunami terjadi kembali.
3. Didesain oleh Ridwan Kamil
Rupanya, bangunan museum didesain langsung oleh Gubernur Jawa Barat, yang juga sebagai dosen arsitektur di ITB Bandung, yakni M. Ridwan Kamil. Desain dengan judul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide rumah panggung di wilayah tersebut.
Baca Juga: Gempa 6.2 SR Jember Bikin Panik Warga Pengungsian Semeru
Pada bagian eksterior, museum ini mengekspresikan keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif berunsur transparansi seperti anyaman bambu. Selain itu, bagian eksterior juga mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam.
Sedangkan di bagian interiornya mengarah pada perenungan atas musibah dahsyat yang diderita warga Aceh sekaligus kepasrahan dan pengakuan atas kekuatan dan kekuasaan Tuhan.
4. Menghabiskan dana 70 miliar
Pembuatan museum satu ini juga tidak sembarangan. Dikatakan, pembuatan Museum Tsunami dengan 2 lantai ini memakan biaya sekitar Rp 70 miliar.
5. Fasilitas
Pada bagian lantai 1 diperuntukkan untuk pengunjung mengenang kembali peristiwa tsunami pada 2004 lalu. Pada lantai ini, terdapat rekam jejak peristiwa tsunami mulai dari pra, saat terjadinya, hingga pasca kejadian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
6 Sunscreen Anti Air dan Anti Lengket untuk Musim Hujan, Cocok untuk Wanita Pekerja Outdoor
-
Berapa Tarif Manggung Raisa? Diva Pop Indonesia Ceraikan Hamish Daud
-
Masih Bingung Harus Pakai Sunscreen SPF Berapa? Ini Jawaban Dokter Spesialis Kulit
-
2 Promo G-DRAGON IN CINEMA CGV, Ada Poster Eksklusif 4DX dan Paket Combo Tiket
-
Apakah Tanggal 28 Oktober Termasuk Libur Nasional? Ini Jawabannya
-
Beauty Beyond Boundaries, Ruang Baru untuk Merayakan Kecantikan
-
Sumpah Pemuda 2025 yang ke Berapa? Ini Tema Resmi dan Makna di Balik Logonya
-
7 Parfum Lokal yang Wanginya Meninggalkan Jejak untuk Pria dan Wanita
-
6 Sabun Cuci Muka untuk Mengatasi Flek Hitam Usia 40-an, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lokal Harga Rp200 Ribuan: Nyaman, Nggak Bikin Pegal saat Berdiri di KRL