Suara.com - Jefri Nichol ikut turun ke jalan untuk berdemonstrasi di depan Gedung DPR, Jakarta, dalam upaya menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan. Sayangnya, aktor Dear Nathan itu justru dicibir karena suatu alasan.
UU Cipta Kerja dinilai merugikan kalangan pekerja dan membuat mereka tereksploitasi. Jefri Nichol mengikuti demonstrasi bersama para mahasiswa pada Kamis (6/4/2023). Tetapi, saat ditanyai poin-poin tentang UU Cipta Kerja yang dipermasalahkan rakyat, aktor 24 tahun itu justru mengaku kurang begitu paham.
"Gue juga kurang tahu, tapi banyak permasalahannya, kayak perusahaan bisa PHK seenak jidatnya gitu. Undang-undang yang dibikin ini kayak lebih berwakil pada oligarki dan pengusaha daripada rakyat," kata Jefri Nichol, sebagaimana dikutip dari Twitter @tanyarlfes.
Meski kurang begitu paham permasalahannya, Jefri Nichol mengaku akan selalu siap ikut demo lagi asalkan sedang tidak ada syuting. Tetapi, aksi Jefri Nichol ikut demo justru dicibir oleh netizen di Twitter karena dianggap aksinya itu hanya fomo alias ikut-ikutan.
"Duh Jef gimana ya Jef, kalau gabut mending nonton Netflix daripada ke sana panas terus cuma fomo," cibir akun @kintanayd.
"Lah jadi yang di video kemarin teriak-teriak buat apa kalau dia enggak ngerti? Hadeh bang Jefri," komentar akun @reditubiru.
Padahal memahami substanti persoalan dari aksi demonstrasi sangat penting. Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yohanes Jimmy Nami mengatakan, bila peserta aksi ternyata tidak memahami persoalan yang dituntutnya justru berisiko dicap demonstrasi tersebut hanya ditunggangi kepentingan pihak tertentu, bukan mewakili keresahan rakyat.
"Saya pikir terkait substansi itu penting," kata Yohanes, dikutip dari Antara News.
"Jangan disalahkan juga ketika ada yang mengatakan demonstrasi mahasiswa ditunggangi atau tidak paham substansi dan lainnya," imbuhnya.
Paham substansi masalah juga akan menghindarkan peserta demo, termasuk mahasiswa, dari kesan ikut-ikutan.
"Berbicara tentang idealisme, harus ada muatan atau falsafahnya sehingga tidak terkesan ikut-ikutan, apalagi mahasiswa adalah pihak yang mengawasi jalannya demokrasi," katanya.
Menurut Yohanes, apabila substansi yang diperjuangkan lemah, maka gerakan tidak akan berlangsung lama dan mudah di pecah-pecah oleh kelompok elit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal