Suara.com - Saat berhubungan seksual, penis pria normalnya akan mengeras saat akan mencapai klimaks. Tetapi, pada kondisi tertentu, penis justru tetap terasa lembek.
Kondisi seperti itu tentu dapat mengurangi kenikmatan hubungan intim dengan pasangan. Lantas apa penyebabnya penis tidak menjadi keras padahal sudah ereksi? Benarkah itu gejala pria alami impoten?
Beberapa hal sebenarnya bisa memengaruhi penis jadi tidak ereksi secara maksimal. Dikutip dari Hello Sehat, beberapa penyebab penis tidak mengeras saat penetrasi.
1. Kekurangan vitamin D
Sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine (2014) menemukan pria yang mengalami impotensi, sehingga ereksi penis tidak bisa keras, ternyata juga memiliki kadar vitamin D dalam tubuh yang lebih rendah.
Kandungan vitamin D memiliki peranan penting dalam tubuh pria dalam melancarkan peredaran darah. Tubuh pria yang kekurangan vitamin D kemungkinan besar memiliki peredaran darah yang kurang lancar, termasuk menuju ke penis saat terjadinya proses ereksi.
2. Kurang asupan kafein
Sebuah artikel ilmiah terbitan PloS one (2015) menunjukkan bahwa sekitar 42 persen pria yang minum kopi kurang lebih dua gelas kopi per hari lebih kecil kemungkinannya mengalami ereksi tidak normal.
Dalam dua gelas kopi tersebut mengandung setidaknya 85 – 170 miligram kafein. Kurang asupan kafein mungkin bisa memicu kondisi ereksi tidak keras. Salah satu manfaat kafein adalah berpotensi membantu merilekskan pembuluh darah dan otot dalam penis.
Baca Juga: Dokter Boyke Sebut Lelaki Gemuk Punya Mr P yang Rentan Menciut, Kenapa Begitu?
Hal tersebut meningkatkan aliran darah ke penis saat tubuh memperoleh rangsangan seksual. Meski demikian, temuan ini membutuhkan studi lebih lanjut.
3. Menderita penyakit yang memicu impotensi
Disfungsi ereksi atau impotensi umumnya menjadi masalah seksual pada pria sehingga ereksi penis tidak keras. Kondisi ini bisa dipicu akibat penyakit lain, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Kadar glukosa dalam tubuh yang tinggi pada penderita diabetes dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf. Kondisi ini bisa memengaruhi sensasi penis saat melakukan hubungan seksual, sehingga ereksi menjadi tidak maksimal.
Penyakit jantung akibat terhambatnya peredaran darah juga bisa menyebabkan darah tidak mampu mencapai area penis secara maksimal.
4. Gangguan psikologis
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
-
OMG Creator Fest 2025, Ruang Kreatif Baru untuk Mendorong Perempuan Muda Berkarya dan Berkarier
-
Wangi Nusantara, Ini 7 Merek Parfum Indonesia yang sedang Naik Daun!
-
10 Rekomendasi Bedak untuk Ibu Rumah Tangga yang Mencerahkan dan Anti Menor
-
10 Ide Buket Hari Guru yang Murah tapi Tetap Cantik dan Berkesan
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream untuk Mencerahkan Kulit Instan, Mulai Rp20 Ribuan
-
KUIS Uji Nyali: Tebak Nama Gunung-Gunung Megah Ini