Suara.com - Banyak istri mengeluhkan saat berhubungan seks suami terlalu lama penetrasi lebih dari 30 menit untuk bisa klimaks atau orgasme, itu normal nggak sih?
Seksolog dr. Haekal Anshari mengatakan jika butuh lama untuk bisa ejakulasi, kondisi itu disebut dengan ejakulasi tertunda atau delayed ejaculation.
Ejakulasi tertunda adalah kondisi lelaki butuh rangsangan seksual selama 30 menit atau lebih untuk bisa mencapai orgasme atau ejakulasi. Kondisi ini menurut dr. Haekal bisa disebabkan karena terlalu sering masturbasi atau onani.
"Terlalu sering masturbasi dan terbiasa memberikan tekanan stimulasi yang tinggi dengan tangannya sendiri, sehingga menjadi kurang sensitif dengan stimulasi gesekan vagina," ujar dr. Haekal melalui konten edukasi kolaborasi dengan dr. Kevin Tandarto, dikutip suara.com, Kamis (15/6/2023).
Selain itu dr. Haekal mengingatkan kondisi ini juga bisa disebabkan karena terlalu sering mengakses pornografi, yang hasilnya membuat lelaki sering masturbasi atau onani.
"Sehingga mengakibatkan peningkatan waktu untuk bisa mencapai orgasme dan ejakulasi saat melakukan hubungan seksual yang sebenarnya," paparnya.
Namun berdasarkan penelitian menunjukan hubungan banyaknya masturbasi dan akses ponografi terhadap keparahan ejakulasi tertunda, tidak menunjukan hasil signifikan atau hubungannya lemah.
"Ternyata yang berhubungan dengan kejadian ejakulasi terhambat adalah rasa cemas, depresi dan kepuasan hubungan antara suami dan istri, ketertarikan secara seksual dan frekuensi masturbasi," jelas konten kerjasama tersebut.
Meski tidak ada hubungan signifikan, tapi dr. Haekal dan dr. Kevin tetap mengingatkan ponografi bisa merusak korteks otak atau otak yang menilai logika, sehingga bisa menyebabkan gangguan fungsi memori.
Baca Juga: Perempuan Sulit Orgasme Perlu Langsung ke RS? Dokter Boyke Bilang Begini
"Gangguan kemampuan bekerja multitasking, gangguan pengendalian emosi, gangguan memproses informasi dan kesulitan membuat keputusan," pungkas kedua dokter tersebut.
Sementara itu gejala ejakulasi tertunda mengutip Hello Sehat, bisa dilihat bila penundaan tersebut menyebabkan perasaan kesusahan, stres, frustasi, atau bahkan depresi.
Terkadang, suami juga harus menghentikan aktivitas intimnya karena merasa kelelahan, iritasi fisik, kehilangan ereksi, dan atas dasar permintaan dari pasangannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Wajah Kusam Minggat! 5 Pilihan Scrub Terbaik Angkat Sel Kulit Mati Mulai Rp17 Ribuan
-
5 Rekomendasi Setting Spray Lokal untuk Kulit Berminyak, Bye Makeup Luntur!
-
5 Rekomendasi Skincare dengan Marine Collagen, Beri Manfaat Anti-Aging untuk Kulit Kenyal Awet Muda
-
7 Rekomendasi Oleh-Oleh Kekinian dari Bandung, Persiapan Libur Nataru 2025/2026
-
PIK2 Dibidik Raksasa Tur Dunia: Ini Rahasia Jakarta Utara Jadi Destinasi Urban Tourism Kelas Dunia
-
Lowongan PPPK Badan Gizi Nasional Dibuka! Ada 32.000 Formasi, Cek Gaji dan Syarat Lengkapnya
-
Riset Ini Ungkap Perilaku Digital Masyarakat Indonesia di Era AI
-
Peringati Hari Disabilitas, Yayasan Pelita Bangsa Hadirkan Festival InklusiLand 2025
-
Makna di Balik Cloud Dancer, Warna Putih Lembut yang Dipilih Pantone untuk Tahun 2026
-
Ini Manfaat Memakai Serum Kolagen dan Cara Menggunakannya dengan Tepat