Suara.com - Komedian Harabdu Tohar atau yang akrab disapa Bedu dikabarkan terjerat pinjaman online atau pinjol hingga Rp 5,5 miliar. Pertanyaanya, gimana ya cara agar tetap waras saat punya utang?
Bedu dikabarkan terlilit pinjol hingga terpaksa menjual rumah seharga Rp 5,5 miliar, ramai jadi pembicaraan hingga di media sosial. Belakangan Bedu membantah berita tersebut, namun tetap mengakui dirinya pernah menggunakan layanan pinjol tersebut.
"Pinjol pernah, tapi logika aja pinjol paling berapa. Itu lunas-lunas terus," kata Bedu kepada awak media beberapa waktu lalu.
Sementara itu, saat ini utang pinjol kerap jadi momok di masyarakat. Bahkan tidak jarang beberapa orang pilih bunuh diri karena malu dan tidak kuasa menahan tagihan utang pinjol yang sudah membludak.
Ada juga pemberitaan mahasiswa yang rela membunuh adik kelasnya karena punya utang pinjol, dan masih banyak tindakan nekat lainnya.
Sementara itu melansir Credit Counselling Society, Kamis (12/10/2023) kondisi stres akibat utang medis menyebabkan orang sulit mengendalikan diri. Kondisi ini dalam istilah medis disebut dengan debt stress syndrome atau sindrom stres utang.
Berikut ini beberapa cara agar tetap waras saat terlilit utang, yang bisa dilakukan sebagai solusi:
1. Langsung Hadapi Masalah Utang
Memang lebih mudah melupakan semua berbagai masalah utang, atau kabur dari tagihan debt collector. Tapi langkah terbaik mengatasi ini yaitu dengan mengakui utang secara langsung. Langkah ini bisa mengurangi stres karena menyadari dan tidak mengelak jika memiliki utang.
Baca Juga: Lagi Terpuruk, Duit Bedu di Rekening Ternyata Sisa Rp53.800
2. Buat Rencana Melunasi Utang
Setelah tahu punya berapa banyak utang dan kepada siapa. Solusi terbaik yaitu dengan membuat rencana melunasi utang. Rencana ini setidaknya membantu meringankan beban mental dan emosional, karena meningkatkan harapan dan motivasi untuk bisa merdeka secara finansial.
3. Berubah dan Atur Kebiasaan Pengeluaran
Alih-alih menghibur diri saat stres karena utang dengan berbelanja atau melakukan kegiatan konsumtif, cara ini hanya akan membuat stres semakin parah. Apalagi jika pengeluaran cenderung tidak masuk akal, dan ini berlangsung terus menerus.
4. Sadari Lunasi Utang Butuh Waktu
Jika sudah membuat rencana pelunasan, perlu juga menyadari rencana ini harus sehat dan masuk akal. Anda harus sadar membayar utang butuh waktu dan kenyataan ini harus diterima.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng