Suara.com - Seruan untuk memboikot Israel dan sejumlah merek produk yang mendukung mereka ramai di media sosial Indonesia. Gerakan boikot Israel dan merek produk pendukungnya sebenarnya juga telah lama dilakukan secara terstruktur oleh Boycott, Divestment, Sanctions (BDS).
BDS kini menjadi gerakan global yang dinamis yang terdiri dari serikat pekerja, asosiasi akademis, gereja, dan gerakan akar rumput di seluruh dunia. Sejak diluncurkan pada tahun 2005, BDS telah memberikan dampak besar dan secara efektif menantang dukungan internasional terhadap apartheid Israel dan kolonialisme pemukim.
Untuk itu penting untuk mengenal Boycott, Divestment, Sanctions sebelum memulai aksi serupa di berbagai negara. Oleh sebab itu, Suara.com merangkum sejumlah informasi penting terkait BDS untuk diketahui bersama.
Apa itu BDS?
Boycott, Divestment, Sanctions adalah gerakan tanpa kekerasan untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan yang dipimpin oleh warga Palestina. BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya.
Dalam gerakannya BDS terinspirasi dan menginspirasi dari perlawanan rakyat Palestina selama beberapa dekade belakangan. Mereka juga terinpirasi perjuangan anti-apartheid di Afrika Selatan, gerakan Hak-Hak Sipil AS, dan masih banyak lagi.
Hal ini menginspirasi warga Palestina dan pendukung hak-hak Palestina di seluruh dunia untuk mengungkapkan kebenaran kepada pihak yang berkuasa, untuk menantang struktur kekuasaan yang hegemonik dan rasis, serta menegaskan bahwa hak-hak Palestina harus dihormati dan dilaksanakan.
Kampanye yang dilakukan oleh BDS bertujuan untuk mendelegitimasi dan menekan Israel, melalui isolasi diplomatik, keuangan, profesional, akademik dan budaya terhadap Israel, individu Israel, lembaga-lembaga Israel.
Gerakan BDS menegaskan bahwa kebijakan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan bahkan beberapa di Jalur Hijau, serupa dengan kebijakan apartheid di Afrika Selatan. Mereka berpendapat bahwa taktik boikot dan isolasi yang sama yang digunakan untuk membantu membubarkan pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika Selatan harus digunakan terhadap Israel untuk memaksa Israel mengubah kebijakannya terhadap Palestina.
Bagaimana gerakan yang dilakukan oleh BDS
Kampanye BDS sering kali berfokus pada tuntutan "divestasi" universitas, kota, gereja, serikat pekerja dan portofolio investasi lainnya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung klaim "membantu pendudukan Israel". Mereka juga menyerukan "boikot" terhadap produk, profesional, dan asosiasi profesional Israel. dan institusi akademis, dan pertunjukan seni (di Israel dan luar negeri).
Beberapa pendukung BDS percaya bahwa taktik ini adalah cara produktif dan tanpa kekerasan untuk melakukan perubahan dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Capaian BDS
BDS merupakan faktor utama di balik penurunan investasi asing langsung (FDI) di Israel sebesar 46 persen pada tahun 2014, menurut laporan PBB. Sebuah studi yang dilakukan Rand Corporation memperkirakan BDS dapat mengurangi PDB Israel “sebesar 1 hingga 2 persen” setiap tahunnya selama 10 tahun ke depan, sementara laporan Bank Dunia mengungkapkan bahwa ekspor Israel ke perekonomian Palestina telah turun sebesar 24% pada kuartal pertama tahun 2015.
Kemudian, Veolia, perusahaan multinasional Perancis telah sepenuhnya menarik diri dari Israel setelah kampanye BDS mengenai perannya dalam kolonisasi Israel atas tanah Palestina yang mengakibatkan hilangnya kontrak senilai miliaran dolar. Tidak hanya itu, produsen senjata terkemuka Israel mengeluhkan “krisis” ekspor yang anjlok, yang sebagian disebabkan oleh “kurangnya keinginan terhadap produk buatan Israel.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum Artis untuk Rayakan Natal 2025, Aroma Mewah dan Tahan Lama
-
Ramalan 6 Shio Paling Hoki Besok 23 Desember 2025, Keberuntungan Menghampiri!
-
Lebih dari Sekadar Roti: Kartika Sari Berbagi Hampers Jelang Natal di Momen Ulang Tahun Ke-50
-
5 Parfum yang Cocok Dipakai First Date: Wanginya Mewah, Elegan, dan Berkesan!
-
Minions Run hingga Meet & Greet: Liburan Akhir Tahun Makin Seru Bareng Bob dan Tim
-
7 Bedak Tabur Terbaik untuk Sehari-Hari yang Awet, Bikin Wajah Natural Glowing
-
Bye Bye Luntur! 5 Lipstik Tahan Makan dan Minum yang Bikin Bibir On Point Seharian
-
5 Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Half Maraton, Bantalan Empuk Setara Brand Dunia
-
Transformasi Desa Bilebante: Dari Bekas Tambang Pasir Jadi Desa Wisata Hijau
-
8 Ide Menu Bakar-bakaran Malam Tahun Baru yang Menggugah Selera