Suara.com - Belakangan ini media sosial sedang diramaikan dengan sebuah studi, bahwa laki-laki pengangguran lebih senang jika pasangannya juga tidak punya pekerjaan. Studi itu pun didapat dari Independent, studi yang menganalisis lebih dari 42.000 orang dari 9 negara.
Penelitian itu menemukan bahwa laki-laki yang berpasangan dengan perempuan pencari nafkah atau bekerja punya kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan pasangan yang laki-lakinya bekerja, atau keduanya bekerja.
Dr. Helen Kowalewska, Dosen Kebijakan Sosial University of Bath, Inggris, menyebut bahwa memiliki pasangan yang juga tidak bekerja membuat pria tidak terlalu merasa bersalah atas status pengangguran mereka dan mengurangi rasa percaya diri.
Fenomena ini pun mirip-mirip dengan crab mentality. Berikut ulasannya.
Apa itu Crab Mentality?
Merujuk pada laman Psychology Today, crab mentality adalah analogi dari perilaku egois yang iri terhadap kesuksesan orang lain. Maka itu, ketika salah satu di antara kepiting tersebut berusaha keluar, kepiting lainnya berusaha menahan kepiting tersebut.
Perilaku ini mungkin beberapa kali terlihat di dunia nyata ketika beberapa orang dalam suatu kelompok mencoba menjatuhkan orang mengalami kemajuan. Beberapa contoh perilakunya adalah mengkritik, meremehkan, hingga memanipulasi orang.
Tentu saja situasi ini tidak jarang membuat seseorang kesulitan untuk merasa tulus menghargai pencapaian teman sendiri. Maka itu, crab mentality menimbulkan perasaan iri melihat kesuksesan orang lain, sehingga mencoba membuat orang tersebut berada di level yang sama.
Lalu kenapa perilaku tersebut dianalogikan dengan hewan kepiting. Pasalnya dibanding bertahan hidup atau melarikan diri dari kelompoknya, kepiting memilih untuk mati bersama.
Baca Juga: Anies Soroti Ketimpangan Hingga Penganguran yang Belum Ditangani
Cara Menyikapi Crab Mentality
Tentu saja berdampingan dengan orang yang memiliki sifat toksik ini membuat seseorang tertekan dan merasa tak nyaman karena dipenuhi dengan aura negatif. Jangan khawatir begini cara mengatasinya.
1. Batasi Interaksi
Jalin interaksi sewajarnya, seperti sekedar mengucapkan salam ketika bertemu. Jaga jarak adalah opsi agar tidak capek hati atau malah terpengaruh olehnya.
2. Pilih Circle yang Positif
Pilihlah pertemanan yang satu frekuensi atau mendukung orang-orang dalam mencapai impiannya. Hiraukan saja orang-orang yang iri dengan kesuksesan orang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
5 Promo Sneakers di Foot Locker, Sepatu Nike Cuma Rp400 Ribuan
-
5 Cara Agar Skincare Terserap Maksimal dan Kulit Tetap Lembap
-
ISRF 2025 Dorong Transisi Padi Rendah Emisi Lewat Kemitraan Global
-
Wajib Tahu! Cara Sederhana Ciptakan Ruangan Mindful dengan Aroma Baru yang Bikin Nagih
-
7 Parfum Unisex Lokal Aroma Sabun yang Bisa Dipakai Bersama Pasangan
-
Teras Main Indonesia, Ruang Belajar Nilai Pancasila Lewat Permainan Tradisional
-
5 Bedak Padat dengan SPF Mulai Rp20 Ribuan, Bikin Kulit Tetap Cerah dan Terlindungi
-
Bye-Bye Kulit Sensitif! Rahasia Skincare Menenangkan yang Bikin Kulit Bernapas Lega
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus