Suara.com - Staf Rumah Sakit Indonesia di Gaza terpaksa makan seadanya dan hanya satu kali sehari pasca terjadi agresi Israel terhadap Hamas sejak awal Oktober lalu. Mereka kekurangan pasokan makanan lantaran ladang perkebunan di Gaza telah hancur. Serta bantuan makanan dari luar tidak bisa masuk.
"Pasukan Israel telah mengebom ladang di Jalur Gaza dan banyak tanaman mati," ungkap relawan medis asal Indonesia Fikri Rofiul Haq kepada Al Jazeera, dikutip Senin (13/11/2023).
Fikri bercerita kalau ladang di jalur Gaza biasanya banyak ditanami stroberi setiap bulan September. Kemudian akan dipanen pada bulan November. Daerah Beit Lahia menjadi salah satu tanah yang paling subur di Jalur Gaza karena memiliki iklim yang baik, tanah subur, serta persediaan air berkualitas tinggi.
Beit Lahia berada di Gaza bagian utara, daerah tempat Rumah Sakit Indonesia berada. Fikri bersama dua relawan lain asal Indonesia bertugas di RS tersebut.
“Tahun ini tidak akan ada hasil bumi seperti stroberi, padahal saat ini sedang musim dingin,” kenang Fikri.
Akibat lahan perkebunan hancur, masyarakat di Gaza kekurangan bahan makanan secara berangsur-angsur. Kini, setelah lebih dari satu bulan agresi Israel terus terjadi, tak ada lagi pasokan makanan yang bisa didapat.
“Pada awal perang, kami masih bisa mendapatkan beberapa barang dari sekitar rumah sakit, seperti sayur mayur dan mie instan. Namun sekarang tidak mungkin mendapatkan produk segar seperti bawang, tomat, dan mentimun,” kata Fikri kepada Al Jazeera melalui pesan suara WhatsApp.
Dia mengungkapkan kalau para staf RS Indonesia saat ini hanya bisa makan sekali sehari saat makan siang saat diberikan oleh pengurus RS Al-Shifa yang jaraknya berdekatan.
"Untuk sarapan dan makan malam, staf makan biskuit atau kurma,” katanya.
Sebelum adanya perang, lanjut Fikri, persediaan makanan untuk Rumah Sakit Indonesia biasanya bersumber dari daerah sekitar. Pada awal blokade total dan serangan Israel terhadap Gaza, para relawan organisasi MER-C itu akan keluar mencari perbekalan di ambulans.
Mereka menganggap kalau ambulans lebih aman dibandingkan kendaraan sipil karena itu menjadi fasilitas rumah sakit yang sebelumnya tidak menjadi serangan senjata oleh Israel. Namun, sekarang pertempuran telah terjadi begitu dekat dengan rumah sakit sehingga terlalu berbahaya untuk keluar dari bangunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Daftar Menpora dari Masa ke Masa, Erick Thohir Patahkan Budaya Berkumis
-
Harta Kekayaan Alimin Ribut Sujono: Gagal Jadi Hakim Agung, Pernah Vonis Mati Sambo
-
Bolehkah Pakai Bedak Salicyl di Wajah? Ampuh Obati Gatal dan Bruntusan
-
Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diulang, Ribuan Peserta Marah-marah, Apa Alasannya?
-
Skincare Glad2Glow Cocok untuk Kulit Apa? Ini Jawaban dan Manfaatnya
-
Jadi DPR Minimal Lulusan Apa? Ada 211 Wakil Rakyat Tak Cantumkan Pendidikan
-
Apakah Daviena Skincare Sudah BPOM? Begini Cara Memeriksanya
-
5 Kelemahan Zodiak Leo, Hati-Hati Bikin Orang Sekitar Jadi Tidak Betah
-
Moisturizer Glad2Glow Buat Mencerahkan Wajah Pakai yang Mana? Ini 4 Pilihannya!
-
Update per 18 September Lengkap! Daftar Menteri Baru Kabinet Prabowo 2024-2029