Suara.com - Ada perbedaan adab Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin terhadap netralitas Pilpres 2024.
Publik menilai bahwa perbedaan pendidikan Jokowi vs pendidikan Maruf Amin menjadi faktor kontrasnya adab antara keduanya
Pendidikan Jokowi: Tegaskan presiden boleh memihak
Sebelumnya, Jokowi sebagai Presiden RI sempat menegaskan bahwa tak masalah jika sang Presiden memihak di Pilpres 2024 tahun ini. Ia menegaskan bahwa presiden juga memiliki hak demokrasi untuk berkampanye.
"Hak demokrasi, hak politik setiap orang. Setiap menteri sama saja. Yang penting, presiden itu boleh loh kampanye. Presiden itu boleh loh memihak. Boleh," kata Jokowi kepada awak media di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Kendati demikian, Jokowi menaruh garis bawah bahwa sikap memihak ke salah satu tokoh tertentu tak boleh menggunakan keuangan negara.
"Yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara," papar Jokowi.
Pendidikan Jokowi langsung disorot usai pernyataan tersebut viral.
Adapun sang presiden sebelum berkarier di politik terlebih dahulu menempuh studinya di kampung halamannya, Surakarta dari SD hingga SMA. Ia bersekolah di SD Negeri 112 Tirtoyoso, dilanjutkan dengan SMP Negeri 1 Surakarta, dan SMA Negeri 6 Surakarta.
Baca Juga: Dicap Terang-terangan Kampanyekan Gibran, Amien Rais: Jokowi Tak Punya Rasa Malu Lagi!
Seusai tamat SMA, Jokowi merantau ke Yogyakarta dan berkuliah di Universitas Gadjah Mada mengambil jurusan kehutanan.
Selama kuliah, Jokowi aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti kelompok pecinta alam, Mapala Silvagama.
Pendidikan Maruf Amin: Sosok lulusan madrasah, memilih netral di Pilpres
Sosok yang lahir dengan nama Maruf al Karkhi ini lahir dari keluarga religius.
Tak heran jika ia disekolahkan di madrasah hingga tingkat SMA.
Wakil Jokowi ini merupakan tamatan Madrasah Ibtidayah Kresek. Maruf akhirnya memilih untuk menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah (SMP) dan Madrasah Aliyah (SMA).
Berita Terkait
-
Dicap Terang-terangan Kampanyekan Gibran, Amien Rais: Jokowi Tak Punya Rasa Malu Lagi!
-
Pantas sampai Dibandingkan dengan Kartika Putri, Angelina Sondakh Hafal 15 Juz dan Jadi Guru Ngaji
-
Isu Sri Mulyani Mundur Kian Kencang, Jokowi Bakal Terima Dampak Ini
-
Sri Mulyani Siap Mundur, Menteri Ekonomi Jokowi yang Paling Punya Kredibilitas
-
Apakah Presiden Boleh Kampanye? Boleh Sih, Asalkan...
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW