Suara.com - Adab Nagita Slavina belakangan menjadi perbincangan publik. Istri Raffi Ahmad itu banjir kritik karena disebut punya kebiasaan memberikan makanan bekas yang dicicipinya ke ART hingga pengasuh.
Padahal Nagita sendiri memiliki latar belakang pendidikan yang mentereng. Nagita sendiri merupakan lulusan SMA Al Azhar Syifa Budi Kemang.
Ia sempat melanjutkan studi ke FEB Universitas Indonesia (UI), namun kemudian memutuskan pindah berkuliah di Australia.
Sejak tahun 2009, Nagita berkuliah di bidang Commerce di Australian National University (ANU) College of Business and Economics. ANU merupakan salah satu universitas terbaik di Australia.
Kampus Nagtas senidri berada di rangking ke-4 di Australia dan 34 dunia menurut QS World University Rankings 2024.
Berkuliah di Australia, Nagita Slavina harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Menurut berbagai sumber, biaya tahunan untuk berkuliah di ANU berkisar AUD 41.790 atau senilai dengan Rp438.046.959 setiap tahunnya.
Rupanya biaya kuliah Nagita setahun tak jauh berbeda dengan bayaran sekolah putra sulungnya, Rafathar Malik Ahmad yang masih menduduki sekolah dasar.
Rafathar sendiri bersekolah di Anglo Chinese School (ACS) Jakarta yang menawarkan pendidikan untuk anak 3 sampai 18 tahun.
Sekolah internasional Rafathar termsuk dalam lima sekolah termahal yang ada di Indonesia. Biaya masuknya saja berkisar mulai dari Rp114.000.000 hingga Rp243.000.000.
Melansir dari situs resmi ACS Jakarta, calon murid di sekolah Rafathar dikenakan biaya Rp 4,5 juta hanya untuk mendaftar. Jumlah tersebut belum termasuk biaya tes masuk sebesar Rp 500 ribu.
Setelah menjadi murid di sekolah tersebut, murid yang duduk di bangku SD harus membayar biaya sekolah Rp 190 juta per tahun. Nominal itu belum termasuk dengan biaya setiap materi sekolah.
Nagita dan Raffi masih dikenakan biaya untuk setiap materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut, yakni untuk jenjang SD Rp 6.600.000 per tahun.
Orang tua juga masih dibebani biaya seragam sekolah, buku teks, biaya ujian eksternal, kamp, perjalanan ke luar negeri dan kegiatan pengayaan.
Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti kamp denga biaya 700-1.600 USD atau sekitar Rp10,3-23,7 juta per siswa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!