Suara.com - Tokoh Fertilitas dan Bayi Tabung Indonesia, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG.FER mengungkap bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami krisis populasi pada 2030 mendatang. Kondisi ini terjadi karena angka kesuburan atau fertility rate di Indonesia yang terus menurun dari tahun ke tahun.
Prof. Budi yang juga Founder Smart Fertility Clinic sekaligus Direktur Medis dan Scientific Smart Fertility Clinic itu mengatakan, saat ini banyak pasangan muda di Indonesia yang enggan punya banyak anak, dengan berbagai alasan. Dari mulai kerumitan mengurus buah hati, biaya kesehatan, hingga pendidikan yang terus melonjak dari tahun ke tahun.
"Jadi krisis populasi ini masalah besar untuk Indonesia, kita nggak mau seperti di Korea dan Taiwan dimana sekolah SD, SMP dan SMA itu tutup karena nggak ada murid. Mereka yang sudah menikah lebih senang pelihara kucing dan anjing, oleh karena itu layanan fertilistas sangat penting untuk bantu pasangan punya anak," ujar Prof. Budi dalam acara Anniversary 1 tahun Smart Fertility Clinic by Smart IVF di Primaya Evasari Hospital, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024).
Angka kesuburan total atau fertility rate adalah istilah yang digunakan di bidang demografi, untuk menggambarkan jumlah rata-rata anak yang akan terlahir dari seorang wanita sepanjang hidupnya. Bila ia akan mengalami tingkat kesuburan spesifik usia terkini, yang pasti dan ia akan selamat dari kelahiran sepanjang usia reproduktifnya
Fakta Indonesia akan alami krisis populasi ini juga didasarkan pada fertility rate Indonesia di 2030 akan mencapai angka 1,3. Ini artinya, pada 6 tahun mendatang, mayoritas pasangan suami istri hanya punya seorang anak dalam keluarga.
"Diramalkan pada 2030, fertility rate Indonesia mencapai 1,3. Sedangkan saat ini Singapura angka fertility ratenya sudah di bawah 1. Jadi karena populasinya yang terus menurun, Singapura dan juga seperti Jepang maupun Korea program kehamilan atau seperti bayi tabung itu dibayarin negara," papar Prof. Budi.
Lebih lanjut pakar yang juga mantan ketua Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu menyebutkan jika kondisi angka kesuburan masyarakat Indonesia sangat jauh berbeda dibanding periode 1990-an saat kepemimpinan Presiden Soeharto, di mana angka kesuburan berada di atas 5 atau sepasang suami istri minimal punya 5 orang anak.
"Angka total fertility rate itu sekarang di Indonesia angkanya 2,14. Dulu zaman dulu mada Soeharto fertility rate kita 5," jelasnya.
Di sisi lain, Prof. Budi mengatakan populasi suatu bangsa atau negara akan bertahan, jika minimal angka kesuburan berada di angka 2,1 dari jumlah penduduk. Adapun kata dia, kondisi masyarakat Jakarta mulai alami krisis populasi.
Baca Juga: Bahaya Menjadi Workaholic, Salah Satu Sebab Krisis Populasi di Jepang!
"Kalau lihat Jakarta fertility ratenya itun 1,75. Jadi itu kalau di Jakarta suami istri punya anak cuma satu," pungkas Prof. Budi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Ketika Kisah Cinderella Diceritakan Kembali Lewat Balet Klasik Bernuansa Modern
-
Kulit Kusam Bikin Gak Pede? Ini Penyebab dan Solusi Jitu yang Bisa Kamu Coba
-
Modest Fashion Go International! Buttonscarves Buka Gerai Eksklusif di Jewel Changi
-
4 Tips Menyimpan Sunscreen agar Tak Cepat Rusak, Biar Tetap Efektif Lindungi Kulit!
-
Bapmericano, Tren Nasi Campur Kopi dari Korea yang Bikin Geger: Enak atau Aneh?
-
Kisah Istri Pengemudi yang Berdaya: Perjalanan Bu Tami dari Dapur Rumah ke Usaha Roti Laris
-
5 Rekomendasi Bedak Tabur Untuk Digunakan Sehari-Hari, Wajah Bebas Kilap
-
Cara Mengaktifkan Kembali BPJS Kesehatan yang Tidak Aktif dari Perusahaan, Cek Alurnya
-
4 Air Purifier untuk Membersihkan Udara di Rumah, Ukuran Mini Mulai Rp300 Ribuan
-
Apa Beda Gelar Hamengku Buwono, Paku Alam, Paku Buwono, dan Mangkunegara? Ini Penjelasannya