"Saya datangi ke rumahnya, saya harus temui orang tuanya. Dan ada tuh satu kasus yang anaknya di kamar jenazah dua-tiga hari nggak ditemukan orang tuanya. Nyari kita orang tuanya, RT/RW disuruh nyari apa ada anaknya yang belum pulang. Ketemu, saya bagian yang ngabari orang tuanya," ungkap Anies.
"Saya datang ke ibunya menjelaskan, waduh," Anies mengaku perasaannya campur aduk kala memberitahukan berita duka itu ke orang tua korban.
Tak hanya itu, sebagai Gubernur saat itu Anies juga bertanggung jawab untuk mencegah meluasnya konflik. Ia menceritakan upayanya menahan amarah warga yang salah satu anggotanya jadi korban.
"Terus ada satu ya tempatnya di Glodok di depan jembatan di arah baratnya Glodok. Itu saya datang, ratusan motor ojek sudah di situ karena ayahnya pengemudi ojek. Orang marah di situ. Datang itu suasana orang marah dan saya datang atas nama negara, di situ tidak ada petugas siapapun," tutur Anies.
Dalam penuturannya, Anies mendatangi kawasan itu sendirian tanpa pengawasan khusus dan pimpinan-pimpinan daerah lainnya.
"Pada masa itu bisa dicek di media online, siapa pimpinan yang ada di situ, nggak ada. Kosong," kata Anies.
"Saya sendiri keliling waktu itu. Saya lihat ibu ayahnya, saya ngomong di megaphone saya ngomong 'saudara-saudara semua kita lihat korban di sini ada satu yang meninggal, jangan ada yang tambah, jangan bikin apapun yang menambah korban. Antarkan jenazah sampai pemakaman sesudah itu pulang, jangan ada yang balas dendam'," kisah Anies.
Dari pengalaman tersebut, Anies lantas membuat peraturan di Jakarta soal penanangan korban konflik politik.
"Kebetulan di Jakarta itu kita bikin atuaran bahwa konflik politik yang membuat orang cedera itu biaya pengobatan ditanggung Pemprov DKI. Kenapa? Ya karena kita Ibukota," kata Anies.
Baca Juga: Anies Baswedan Belajar dari Kekalahan di MK: Ditolak Tapi Terasa Seperti Menang
Melanjutkan ceritanya tentang Pilpres tahun ini, Anies mengaku tak ingin memperpanjang masalah sengketa dan memperpanas suasana agar kejadian lima tahun lalu tak terulang.
"Lima tahun kemudian giliran saya yang jadi capres. Ketemu hasil pemilu, ketemu penyimpangan-penyimpangan itu. Apa yang ada benak ini? Haruskah saya berpidato lalu membuat semua membara, lalu berujung konflik lalu crash, mati? Haruskah saya mengambil sikap yang penuh dengan 'mari bergerak, mari lawan'. Apa yang terjadi? Terus sesudah itu ke mana? Yang pernah merasakan tembakan itu nggak ada petinggi-petinggi. Rakyat semua," ungkap Anies blak-blakan.
Dari cerita pengalamannya lima tahun lalu tersebut, Anies lantas membandingkannya dengan Pilpres kali ini yang dinilai jauh lebih kalem bahkan nihil korban konflik.
"Di situ kemudian saya ditakdirkan pindah posisi dari dulu saya menyaksikan di lapangan, lima tahun kemudian saya di posisikan capres. Haruskah peristiwa seperti itu itu terulang lagi? Jangan, kali ini harus nol yang meninggal," pungkas Anies.
Berita Terkait
-
KIM Bujuk PKS Kursi Cawagub Jakarta, Anies Baswedan: Ini Bukan Tentang Siapa Calonnya, tapi...
-
Jambret Bermotor Berkeliaran di CFD, Anies Kritik Pemerintah: Negara Harus Hadir untuk Cegah Masalah Ini!
-
Anies Baswedan Belajar dari Kekalahan di MK: Ditolak Tapi Terasa Seperti Menang
-
Wujudkan Keadilan, Heru Budi Buat Formulasi Baru Hitungan PBB di Jakarta
-
Pengamat Ungkap Sisi Positif Duet Anies-Kaesang Di Pilkada DKI, Sayang Bakal Dilarang Jokowi
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Konsep Baru Belanja Kesehatan dan Kecantikan: Padukan Inovasi Digital dan Pengalaman Interaktif
-
Tips Aman Memilih Bakery, Biar Gak Ketipu Oknum Nakal yang Ngaku-Ngaku Gluten Free
-
Yai Mim Blak-blakan Bahas Urusan Ranjang di YouTube, Gimana Hukumnya Menurut Islam?
-
Viral #ErickOut, Siapa yang Berhak Memecat Ketum PSSI?
-
Seberapa Kaya Amanda Manopo? Kasih Parfum, TV, hingga Emas untuk Souvenir Nikahan
-
Gagal Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Segini Kekayaan yang Sudah Dikumpulkan Patrick Kluivert
-
6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
-
7 Physical Sunscreen Ampuh untuk Atasi Flek Hitam di Usia 40 Tahun
-
Masa Bodoh dengan Pernikahan Amanda Manopo, Ternyata Putri Anne Tak Pernah Menyalahkannya?
-
Sahara Kuliah di Mana? Viral Isu Terancam Kena DO gegara Konflik dengan Yai Mim