Suara.com - Masyarakat dihebohkan dengan berita viral banyak anak melakukan prosedur cuci darah di sebuah rumah sakit. Kasus gangguan ginjal pada anak hingga harus menjalani tindakan cuci darah ini banyak ditemukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sebelum divonis gangguan ginjal, kebanyakan dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit rujukan nasional ini ternyata diketahui banyak yang mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra lantas mendorong pengawasan secara lebih ketat terhadap makanan yang beredar di masyarakat, terutama untuk produk-produk yang gemar dikonsumsi oleh anak-anak. Menurutnya, banyaknya anak-anak yang mengonsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, serta lemak berlebihan menjadi salah satu penyebab gangguan ginjal pada anak. Terlebih lagi, produk-produk ini telah dipasarkan dengan kemasan yang menarik sehingga membuat anak-anak tertarik untuk mencobanya.
Penyebab Anak Cuci Darah
Perlu dipahami, cuci darah atau hemodialisis merupakan sebuah prosedur medis yang digunakan untuk membersihkan darah dari racun dan zat-zat berbahaya ketika ginjal tidak lagi dapat melaksanakan fungsi itu secara efektif. Biasanya, prosedur cuci darah ini dikaitkan dengan orang-orang dewasa yang mengalami gagal ginjal. Namun ternyata belakangan ini, ada banyak kasus anak kecil yang harus menjalani cuci darah.
Lantas, apa penyebab anak cuci darah?
Ada beberapa penyebab dan alasan kenapa anak-anak memerlukan cuci darah. Mulai dari konsumsi gula berlebihan hingga obesitas, simak penjelasannya di bawah ini:
1. Diabetes Tipe 1
Ini adalah kondisi autoimun di mana tubuh anak menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Tanpa insulin yang cukup, maka kadar gula darah akan sangat tinggi dan merusak ginjal, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal ginjal.
2. Glomerulonefritis
Ini adalah kondisi di mana glomeruli (unit penyaring kecil di ginjal) meradang, di mana penyebabnya adalah infeksi atau penyakit autoimun. Glomerulonefritis kronis akan menyebabkan kerusakan ginjal yang signifikan dan memerlukan cuci darah.
3. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik bisa terjadi saat ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit ginjal, yang pada akhirnya akan menyebabkan gagal ginjal.
4. Infeksi Ginjal Kronis
Infeksi ginjal secara berulang atau kronis akan merusak jaringan ginjal dan mengurangi fungsinya dari waktu ke waktu. Jika tidak diobati, maka ini akan mengarah pada kebutuhan cuci darah.
Baca Juga: Gagal Ginjal Ancam Anak Muda! Cuci Darah Ditanggung BPJS Gak Ya?
5. Kelahiran Prematur
Bayi yang terlahir secara prematur bisa memiliki ginjal yang belum sepenuhnya berkembang. Ini akan menyebabkan masalah ginjal di kemudian hari dan meningkatkan risiko gagal ginjal.
6. Obesitas
Anak-anak yang mengalami obesitas juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan kronis seperti hipertensi dan diabetes tipe 2. Kondisi ini dapat merusak ginjal dan memerlukan cuci darah.
7. Konsumsi Gula Berlebihan
Asupan gula secara berlebihan juga akan menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2 pada anak-anak, yang keduanya bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Selain beberapa alasan di atas, anak-anak mungkin juga perlu menjalani prosedur cuci darah karena penyebab lain. Seperti hipertensi, cacat lahir pada ginjal, gangguan metabolik, Polycystic Kidney Disease (PKD), obstruksi saluran kemih, lupus, keracunan atau toksisitas, hingga kanker.
Sebagai orang tua, pastikan Anda mendorong anak-anak untuk mengonsumsi makanan sehat dengan sedikit gula dan garam. Ini akan membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko diabetes serta hipertensi, dan juga mencegah cuci darah di usia dini.
Tanggapan IDAI dan Pihak RSCM Soal Kasus Anak Cuci Darah
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dokter Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menjelaskan bahwa cuci darah atau hemodialisis pada anak sebenarnya bukanlah fenomena yang terjadi baru-baru ini. Banyaknya pasien anak cuci darah di RSCM adalah karena di rumah sakit itu memiliki unit dialisis khusus anak-anak. Sementara itu, Sementara, rumah sakit lainnya di Indonesia belum ada yang menyediakan fasilitas dialisis khusus anak. Dijelaskan pula bahwa secara nasional, kasus gagal ginjal pada anak, yang mengakibatkan mereka harus cuci darah, tidak ada lonjakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X