Suara.com - Kue bulan atau mooncake, atau dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai yue bing, adalah penganan tradisional Tionghoa yang menjadi sajian wajib saat perayaan Festival Musim Gugur (Mid-Autumn Festival) atau disebut juga Festival Kue Bulan. Ini adalah perayaan terbesar bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, setelah Tahun Baru Imlek. Tak sekadar simbol perayaan, kue bulan pun memiliki sejarah panjang dan kaya akan makna budaya.
Kue bulan yang telah menjadi tradisi selama ribuan tahun dalam perayaan Festival Musim Gugur, memiliki banyak makna mulai dari bentuk, warna, hingga isinya.
- Bentuk Bulat: Melambangkan kesempurnaan, keutuhan, dan kebersamaan keluarga.
- Warna Kuning: Merepresentasikan bulan purnama yang bersinar terang. Bulan purnama sendiri merupakan ikon festival ini yang melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
- Isian: Setiap isian kue bulan memiliki makna tersendiri, misalnya kacang merah melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan.
Tak hanya di negara asalnya, kini di Indonesia pun kue bulan sangat mudah ditemukan, terutama saat menjelang Festival Musim Gugur yang biasanya jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender Imlek, atau sekitar bulan September dan Oktober. Banyak toko kue yang menjual berbagai jenis kue bulan dengan rasa yang unik.
Salah satunya Sarirasa Group yang menghadirkan limited-time-menu mooncake, yang mengambil inspirasi dari salah satu kue tradisional paling populer di Indonesia, yaitu kue nastar. Kue bulan spesial ini hadir sebagai set menu mooncake di Gopek House serta dalam bentuk hantaran di Sarirasa Catering.
Kue bulan biasa dinikmati bersama keluarga dan teman-teman di tengah perayaan festival. Atau, bisa juga digunakan sebagai hantaran kepada orang-orang terdekat maupun partner bisnis.
“Peluncuran mooncake yang terinspirasi oleh kelezatan kue nastar merupakan upaya nyata kami untuk melestarikan budaya Indonesia, dalam hal ini budaya peranakan,“ jelas Lavinia Siswadi, Head of Marketing Sarirasa Group.
Tahun ini, Sarirasa Group menawarkan empat varian kue bulan, yaitu Durian Kenari, Wijen Hitam Kenari, Pandan Kenari, dan Kacang Merah Kenari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW
-
6 Parfum Aroma Bunga Segar yang Tahan Lama dan Cocok untuk Aktivitas Harian, Mana Pilihanmu?
-
Viral Olahraga Kombinasi Pilates dan Padel ala Warga Jaksel, Tuai Pro Kontra
-
Profil Kakek dan Nenek Prabowo Subianto yang Dikubur di Belanda
-
Love Scam Makin Marak, Detektif Jubun Ingatkan: Jangan Mudah Jatuh Hati di Dunia Maya
-
5 Body Lotion Murah Mengandung SPF untuk Lindungi Kulit dari UV dan Cegah Kanker
-
JPPI Desak Pemerintah Tetapkan KLB Akibat Ribuan Kasus Keracunan MBG: Apa Arti dan Dampaknya?
-
Kalender Jawa 28 September 20 Weton Minggu Pon: Sosok Mandiri Penarik Lawan Jenis