Suara.com - Sebuah studi inovatif yang diterbitkan di Nature Communications baru-baru ini mengungkap mekanisme menarik di balik fenomena memori rasa takut.
Penelitian ini menemukan dua efek bertentangan, yaitu ketidakmampuan untuk melupakan dan kesulitan untuk mengingat. Temuan ini dapat memberikan wawasan baru dalam menangani PTSD (gangguan stres pascatrauma).
Dikutip dari Medical Xpress, peneliti dari Sony Computer Science Laboratories, Inc., ATR Computational Neuroscience Laboratories, dan University of Tokyo, menunjukkan bahwa pengalaman takut awalnya diingat sebagai ingatan asosiatif yang luas.
Namun, seiring berjalannya waktu, ingatan tersebut menjadi terintegrasi ke dalam memori episodik dengan garis waktu yang lebih spesifik.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan melakukan eksperimen menggunakan Functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) dan algoritma pembelajaran mesin untuk memantau aktivitas otak peserta saat mereka mengalami simulasi kejadian yang mengancam, seperti kecelakaan mobil.
Hasilnya menunjukkan bahwa sesaat setelah mengalami kejadian menakutkan, otak cenderung bergantung pada ingatan asosiatif, yang mengakibatkan generalisasi rasa takut tanpa memperhatikan urutan kejadian.
Namun, keesokan harinya, korteks prefrontal dorsolateral mulai mengambil alih peran yang sebelumnya didominasi oleh hipokampus. Proses ini membantu mengintegrasikan urutan kejadian ke dalam memori rasa takut, sehingga mengurangi cakupan rasa takut yang dialami. Temuan ini juga menunjukkan bahwa individu dengan kecemasan tinggi—yang berisiko lebih besar mengalami PTSD—mungkin mengalami kesulitan dalam integrasi memori ini.
Otak mereka menunjukkan integrasi yang lebih lemah dari memori episodik berbasis waktu melalui korteks prefrontal dorsolateral, yang dapat berujung pada rasa takut yang terus-menerus terkait dengan isyarat asosiatif.
Penelitian ini membuka kemungkinan baru untuk intervensi PTSD dengan menargetkan kemampuan otak dalam mengintegrasikan memori episodik setelah trauma.
"Temuan kami mengungkap fenomena yang sebelumnya tidak diketahui dalam cara otak memprioritaskan dan memproses memori ketakutan," ungkap penulis utama, Aurelio Cortese, dari Advanced Telecommunications Research Institute (ATR).
Sementara itu, penulis terakhir, Ai Koizumi dari Sony Computer Science Laboratories, Inc. mengatakan, penyeimbangan ulang yang bergantung pada waktu antara wilayah otak ini dapat menjelaskan mengapa beberapa individu mengembangkan PTSD sementara yang lain tidak.
Temuan studi ini berpotensi membentuk kembali pemahaman kita tentang PTSD dan pemrosesan memori rasa takut, serta menawarkan perspektif baru untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif. (antara)
Berita Terkait
-
5 Cara Mengatasi Acrophobia yang Tepat, Lawan Ketakutan Terbesarmu!
-
Hubungan Memori Rasa Takut Tikus dan Manusia Bisa Revolusi Pengobatan Stres? Ini Hasil Penelitian Terbaru!
-
Ulasan Buku 'Motivasi Menjadi Penceramah', Bekal Menjadi Singa Podium
-
4 Penyebab Glossophobia, Rasa Takut untuk Berbicara di Depan Umum
-
3 Penyebab Ailurophobia, Rasa Takut Secara Belebihan pada Kucing
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Seberapa Kaya Rahayu Saraswati? Keponakan Prabowo Resmi Mundur dari DPR
-
Mengenal Apa Itu Mental Pengemis, Disebut Yudo Anak Menkeu sebagai Ciri Orang Miskin
-
Art Jakarta 2025 Siap Berpameran di JIExpo Awal Oktober 2025
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
Viral di Medsos, Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Pakai Aplikasi Apa?
-
5 Rekomendasi Hand Body Lotion Marina: Wangi, Murah, dan Bikin Kulit Cerah
-
Sepatu Lari vs Sepatu Jalan: Kualitas Mempengaruhi Kinerja?
-
Daftar 53 Aset Tanah dan Bangunan Yusril Ihza Mahendra, Tersebar dari Belitung hingga Jepang
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Sebelum Diangkat Jadi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Kerja Apa?